Bansos Dampak Corona Tak Tepat Sasaran, Citra Pemerintah Dinilai Turun

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Ilustrasi, pekerja membawa paket bantuan sosial (bansos) yang akan disalurkan ke masyarakat untuk menanggulangi dampak negatif pandemi Covid-19. Indef mencatat persepsi publik terkait program bansos berubah dari positif menjadi negatif, karena implementasi penyaluran di lapangan tidak tepat sasaran.
26/4/2020, 16.11 WIB

Perspektif publik terkait program pemberian bantuan sosial (bansos) untuk menanggulangi dampak negatif pandemi virus corona (Covid-19), berubah dari positif menjadi negatif.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengungkapkan, melalui pemantauan media sosial Twitter awalnya terlihat publik menyambut baik kebijakan pemerintah menetapkan sejumlah bansos, mulai dari bansos sembako hingga bansos tunasi.

"Di awal awal orang dapat pengumunman ini berkomentar di sosial media cukup positif, tapi kemudian keluhan di tingkat daerah cukup banyak terkait pelaksanaannya, sehingga persepsi publik pun turun," kata Eko dalam video conference, Minggu (26/4).

Implementasi penyaluran bansos yang tidak terarah dan tumpang tindih dianggap menjadi penyebab masyarakat tidak lagi memandang program bansos secara positif.

Dikhawatirkan, jika tidak ada perbaikan maka akan berujung pada konflik sosial di lingkup masyarakat. Kekhawatiran ini dilontarkan Eko dengan berkaca pada pembagian bansos sebelum ini yang punya masalah yang sama.

Indef mengharapkan, pemerintah dapat memperbaiki akurasi data kelompok rentan dalam pelaksanaan program jaring pengaman sosial untuk menanggulangi dampak pandemi Covid-19. Perbaikan data ini diperlukan untuk mencegah munculnya konflik akibat kecemburuan sosial.

(Baca: Menghindari Bantuan Ganda, Mensos Minta Masyarakat untuk Jujur)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan