Cegah Penularan Corona, Vale Paksa Pegawainya Patuh Protokol Kesehatan

ANTARA FOTO?REUTERS/Yusuf Ahmad/File Ph
Operasional PT Vale Indonesia di dekat Sorowako, Sulawesi, Indonesia. Vale (14/8) mewajibkan karyawan mereka ikut rapid test demi mendeteksi corona.
14/8/2020, 17.31 WIB

Beberapa langkah dilakukan perusahaan untuk mencegah penularan virus corona di lingkungan kerja mereka. Salah satunya adalah PT Vale Indonesia Tbk yang beroperasi di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Sejak pandemi merebak pada Maret lalu, mereka telah membuat emergency management team (EMT) yang beranggotakan seluruh departemen. Selain itu sejumlah protokol kesehatan dijalankan dengan tingkat kepatuhan tinggi.

“Kepatuhannya hampir 90% karena ada sedikit pemaksaan,” kata Occupational Health Doctor PT Vale Indonesia dr. Christina Nanulaitta dalam webinar Indeks Kewaspadaan Corona yang diselenggarakan Katadata.co.id bersama KawalCovid-19, Jumat (14/8).

Salah satu pemaksaan adalah kewajiban karyawan melakukan rapid test yang diselenggarakan perusahaan. Jika pegawai tak mau mengikuti tes ini maka kartu identitas kerja mereka akan diblok sehingga tak bisa bekerja. “Kami sudah lakukan rapid test, satu sesi terdiri dari tiga siklus dan telah masuk sesi ketiga,” kata Christina.

Christina juga mengatakan Vale telah merumahkan karyawan dengan penyakit penyerta dan rawan terkena corona namun tanpa pemutusan hubungan kerja. “Tetap kami bayar gajinya full,” katanya.

Mereka juga menyediakan call center untuk memudahkan pekerja bertanya mengenai kondisi kesehatannya jika mengalami gejala serupa Covid-19. Pegawai yang tetap bekerja juga wajib mengisi formulir penilaian diri (self assessment). “Kalau hasilnya merah, tidak boleh masuk kerja,” ujarnya.

Vale juga telah mengatur kelompok kerja tiap pegawai yang masih beroperasi normal. Mereka juga telah memberikan masker dan vitamin kepada karyawan agar daya tahan dapat terjaga.

“Kami juga membuat tempat cuci tangan dan mengatur jaga jarak bekerja dari yang dulunya berdempetan,” ujar Christina.

Tak hanya kepada pegawai, mereka juga telah melakukan sosialisasi kepada mitra kontraktor tentang penerapan protokol kesehatan. Salah satunya pemeriksaan suhu tubuh sebagai syarat memasuki gerbang kantor. “Kalau suhu di atas normal, maka tidak boleh masuk,” ujarnya.

Dari data Satuan tugas Penanganan Covid-19, Kabupaten Luwu Timur saat ini berstatus zona oranye alias risiko penularan sedang. Sedangkan dari data Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, kasus corona di kabupaten ini juga mencapai 854 orang atau tertinggi ketiga di Sulsel.

Meski demikian jumlah pasien Covid-19 yang meninggal hanya dua orang.  Direktur RS Inco Sorowako yakni dr. Oki Yancy mengatakan hal ini lantaran infrastruktur kesehatan sudah disiapkan sejak kasus pertama muncul.

 RS yang didirikan Vale itu menambah tempat tidur di ruang isolasi dari 50 menjadi 90 kasur. “Lalu rapid test, kami (di Luwu Timur) telah menggelar 40 ribu tes, mungkin yang terbanyak,” kata Oki.

Meski didirikan Vale, namun saat ini pengelolaan RS Inco saat ini diserahkan kepada grup Awalbros. Mereka juga telah memisahkan ruang isolasi antara pasien dengan penyakit penyerta. “Orang dengan diabetes atau hipertensi dipisahkan,” ujarnya.

Sedangkan Koordinator Tim Data Kawalcovid-19 Ronald Bessie berharap pemerintah terus memacu tracing, testing, dan treatment (3T) kasus corona di Tanah Air. Sedangkan masyarakat perlu mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak atau 3M.