Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang V Tetap Buka Selama Libur Panjang
Pendaftaran kartu prakerja pada gelombang V tengah berlangsung. Head of Communications Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Louisa Tuhatu memastikan, pendaftaran tersebut tetap dibuka selama libur panjang.
"Ini agar lebih banyak lagi teman-teman yang dirumahkan atau pelaku usaha mikro dan kecil bergabung, terutama dari Indonesia Timur," kata Louisa dikutip dari keterangan resmi yang diterima Katadata, Rabu (19/8).
Namun, pendaftaran gelombang V akan ditutup pada hari Minggu, 23 Agustus 2020, pukul 12.00 WIB.
Pihaknya mencatat, jumlah pendaftar kartu prakerja gelombang V pada Rabu (19/8) sore sudah mendekati 1,3 juta orang dari seluruh Indonesia. Akan tetapi, kuota peserta untuk gelombang kelima hanya sebanyak 800 ribu orang.
Louisa pun belum menginformasikan terkait rencana pembukaan pendaftaran gelombang VI. "Pembukaan gelombang VI akan kami komunikasikan kemudian," ujar dia.
Berdasarkan tracking survey kepada 240.000 penerima Kartu Prakerja, ada banyak penerima Kartu Prakerja yang telah memulai usaha sendiri atau berwirausaha. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan pelatihan yang diambil peserta melalui kartu prakerja.
Sebagai contoh, ada peserta yang memulai usaha warung kopi, pembuatan kue, maupun desain grafis. Ia mengatakan, hal ini sejalan dengan tingginya minat penerima kartu prakerja terhadap pelatihan kategori penjualan dan pemasaran, makanan dan minuman, dan gaya hidup.
Alhasilnya, hadirnya kartu prakerja diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional. "Kartu prakerja juga diharapkan dapat membantu pencapaian target pemerintah 4% penduduk Indonesia berwirausaha pada 2030," katanya.
Sebelumnya, Ketua Tim Pelaksana Komite Cipta Kerja Mohammad Rudy Salahuddin mengatakan, manajemen pelaksana telah menetapkan kuota 800 ribu akan berlaku hingga gelombang terakhir. Dengan begitu, program kartu prakerja dapat mencapai target peserta 5,6 juta peserta pada Oktober nanti.
"Kami berharap pada akhir Oktober ini, kalau semua lancar, kemungkinan target 5,6 juta peserta tercapai," ujar dia.
Sementara berdasarkan survei Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) terhadap peserta Kartu Prakerja pada 19 Mei - 1 Juni 2020, sebanyak 80,8% peserta mengaku tidak bekerja atau berusaha. Sementara, sisanya merupakan karyawan atau buruh (12,1%) dan pemilik usaha (7,1%).
Adapun, sebelum mendaftar program tersebut, persentase responden yang menganggur jauh lebih rendah, yakni 37,6%. Sebagian besar mengatakan pandemi Covid-19 membuat mereka di-PHK, dirumahkan, atau sulit mencari pekerjaan.