Sensus Penduduk Tatap Muka Mulai Hari Ini, Ini Protokol Kesehatannya
Sensus penduduk secara langsung alias tatap muka atau offline akan berlangsung mulai hari ini, Selasa (1/9). Pendataan lapangan ini merupakan kelanjutan fase pertama pencatatan populasi secara daring atau online pada 15 Februai hingga 29 Mei 2020.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan sensus tatap muka tersebut akan berlangsung sepanjang September 2020. Ada dua tujuan dalam penyelenggaraan sesnsus penduduk kali ini. Pertama, menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi dan karaketristik penduduk Indonesia.
Kedua, menyediakan parameter demografi serta karakteristik penduduk lainnya untuk keperluan proyeksi penduduk. "Tidak hanya penting untuk membuat perencanaan di masa kini tetapi juga mengantisipasi apa yang terjadi di masa depan," katanya dalam acara Kick Off Sensus Penduduk September 2020, kemarin.
Bagi masyarakat yang belum mencatatkan dirinya melalui sensus online akan didata pada tahap sensus penduduk kali ini. Ada tiga zonasi dalam pelaksanaannya. Zona pertama, setiap rumah tangga akan mengisi kuesioner yang dibagikan petugas sensus didampingi satuan lingkungan setempat (SLS) atau ketua rukun tetangga (RT).
Di zona kedua, petugas sensus akan berkeliling dengan ketua SLS untuk mengonfirmasi data yang sudah tercatat pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil). Lalu, di zona ketiga para petugas akan mewawancarai penduduk dengan daftar pertanyaan lengkap seperti kuesioner pada sensus penduduk online.
Protokol Kesehatan Petugas Sensus Penduduk
Sekitar 191 ribu petugas sensus akan berkeliling ke rumah penduduk untuk melakukan pencacahan lapangan. Para petugas ini dilengkapi seragam, yaitu rompi berwarna biru dengan logo BPS dan sensus penduduk. Di bagian belakang rompi ini terdapat tulisan ‘petugas sensus’.
Setiap petugas wajib membawa tanda pengenal dan surat penugasan dari kepala BPS kabupaten atau kota setempat. Di tengah pandemi corona, mereka juga harus mematuhi protokol kesehatan.
Ketika berada di lapangan, para petugas wajib memakai masker, pelindung wajah atau face shield, sarung tangan, dan membawa hand sanitizer. Mereka juga harus menjaga jarak dengan penduduk.
Untuk wilayah Jakarta Utara, BPS melibatkan 1.135 petugas untuk melaksanakan sensus penduduk. Kepala BPS Jakarta Utara Suhartono mengatakan petugas akan mendatangi setiap rumah tangga dengan berbekal hasil sensus penduduk online dan data Dinas Dukcapil.
Para petugas hanya melakukan proses wawancara untuk memastikan rumah tangga tersebut sesuai dengan bekal data yang tersedia. “Tidak ada kewajiban mengisi blangko isian. Petugas hanya mewawancarainya,” ucap Suhartono, melansir dari Antara. Targetnya, sensus penduduk ini dapat selesai dalam 15 hari ke depan.
54,1 Juta Penduduk Berpartisipasi dalam Sensus Penduduk Online
BPS mencatat ada 54,1 juta orang yang mengikuti sensus penduduk online. “Jumlah ini sangat besar karena setara dua kali lipat penduduk Australia dan mengingat ini adalah sensus penduduk online pertama di Indonesia” kata Suhariyanto.
Namun, masih banyak pekerjaan yang belum rampung. Angka 54,1 juta itu baru setara 19% dari total penduduk Indonesia. Sisanya, masih perlu dicatat keberadaannya.
Suhariyanto mengatakan data kependudukan menjadi kunci penting untuk membuat perencanaan di berbagai bidang, mulai dari pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, hingga transportasi. “Tidak ada kebijakan tepat tanpa data yang akurat. Untuk memperoleh data kependudukan yang lengkap, BPS bersama 54 negara lainnya, menyelenggarakan sensus penduduk pada tahun ini,” ujarnya.
Tujuan pertama dari pelaksanaan sensus penduduk adalah menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi dan karakteristik penduduk Indonesia menurut de facto dan de jure. Tujuan berikutnya, menyediakan parameter demografi serta karakteristik penduduk untuk keperluan proyeksi dan perencanaan.
Dengan begitu, data hasil sensus penduduk tidak hanya penting untuk membuat perencanaan di masa kini. “Tapi juga untuk mengantisipasi apa yang terjadi dengan Indonesia di masa depan,” kata Suhariyanto.