Uji klinis tahap tiga vaksin virus corona buatan Sinovac Biotech Ltd terus berlanjut. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, kandidat vaksin buatan Sinovac tersebut telah disuntikkan kepada 500 relawan.
"Akhir Agustus 2020 terdapat 500 subjek direkrut dan mendapat tahapan penyuntikan," kata Penny dalam konferensi pers secara daring dari Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (1/9).
Saat ini, sudah ada 1.800 relawan yang telah mendaftar sebagai relawan uji klinis vaksin. BPOM akan terus mengawal perkembangan uji klinis vaksin tersebut. BPOM juga tengah menyusun protokol uji klinis.
Setelah proses uji klinis tahap ketiga selesai, BPOM akan memberikan izin penggunaan darurat (emergency use authorization) kepada Bio Farma dan Sinovac untuk pengembangan produk secara komersial.
Selain mengawasi vaksin Bio Farma-Sinovac, BPOM juga melakukan pendampingan pengembangan vaksin Kalbe Farma yang bekerja sama dengan Sinopharm dan Group42 dari Uni Emirat Arab.
Melalui kerjasama tersebut, Uni Emirat Arab juga telah berkomitmen untuk menyediakan 10 juta vaksin Covid-19 pada akhir 2020. "BPOM memberikan dukungan langkah regulatory untuk percepat akses vaksin covid-19 di Indonesia," ujar dia.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan bahwa pengembangan vaksin harus dikawal bersama-sama. "Perjuangan kita untuk kendalikan kasus Covid-19 harus bahu membahu," katanya.
Dia menyampaikan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menekankan pentingnya berbagi vaksin untuk mencapai kesembuhan global secara bersama-sama. Oleh karena itu, WHO menetapkan vaksin yang dikembangkan suatu negara merupakan barang milik publik serta tidak hanya digunakan untuk kepentingan satu negara saja.