Pemerintah Dekati Dua Organisasi Dunia untuk Dapat Vaksin Corona Murah

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL/wsj.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan pers usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (20/7/2020). Airlangga mengatakan Pemerintah mendekati organisasi internasional demi mengakses vaksin Covid-19 yang lebih urah dari Sinovac.
15/9/2020, 13.20 WIB

Pemerintah terus menggandeng negara maupun organisasi global untuk mendapatkan vaksin corona dengan harga murah. Salah satu yang didekati adalah Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) dan Coalition for Epidemic Prepareness Inovation (CEPI).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan harga vaksin yang diakses dari dua organisasi multilateral ini hanya US$ 3-5 per vaksin atau sekitar Rp 44.580-74.300 per vaksin. Sedangkan harga antivirus Sinovac dibanderol US$ 10-20 per vaksin atau Rp 148 ribu-Rp 297 ribu.

CEPI merupakan yayasan yang didirikan tahun 2017 dengan pendanaan dari Jepang, Norwegia, Jerman hingga Melinda Gates Foundation demi mengembangkan vaksin untuk penyakit menular.  Sedangkan GAVI merupakan organisasi yang fokus pada vaksinasi bagi penduduk terutama di negara miskin.

"GAVI dan CEPI adalah kegiatan multilateral berbagai kelembagaan dan negara untuk mendapatkan vaksin sebagai public service," ujar Airlangga dalam Virtual Sarasehan: 100 Ekonom, Selasa (15/9).

Airlangga menjelaskan harga tiap vaksin berbeda-beda tergantung metode penggunaannya. “Sinovac tampaknya dua kali (injeksi), Kalau Sinopharm diperkirakan satu kali,” katanya.

Beberapa perusahaan lain yang didekati pemerintah adalah AstraZeneca, Moderna, serta Genexine. RI sendiri juga tengah mengembangkan vaksin Merah Putih dan ditargetkan masuk uji coba fase tiga kuartal III 2021.

Sedangkan saat ini RI tengah melakukan uji klinis tahap tiga vaksin corona Sinovac. Dia menargetkan pada kuartal IV 2020 sudah ada 30 juta dosis vaksin yang disa disalurkan. “Sehingga kuartal I 2021 sudah bisa vaksinasi agar berhasil,” kata dia.

Sebelumnya, Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan bahwa pemerintah tidak bisa mengatur harga jual vaksin virus. “Yang menetapkan harga vaksin Covid-19 bukan saya, tapi penjualnya," kata Erick.

Erick memperkirakan, harga vaksin Covid-19 untuk satu orang yang mendapatkan dua kali suntikan berkisar antara US$ 25 hingga US$ 30. Perbedaan harga tersebut bisa terjadi karena biaya selama proses pengembangan dan kapasitas produksi antar produsen berbeda-beda.

Namun Erick mengatakan perbedaan harga tersebut bukan terkait dengan kualitas vaksin karena semua produsen harus melewati uji klinis sebanyak tiga tahap. Oleh sebab itu dia menyatakan vaksin Covid-19 yang nantinya akan dibagikan gratis kepada 93 juta penduduk Indonesia bukan vaksin berkualitas rendah.

Reporter: Rizky Alika