Tenaga Kesehatan Gugur Akibat Covid-19, Dokter, Perawat hingga Bidan

ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/pras.
Dokter menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) memeriksa gigi pasien di salah satu klinik di Bekasi, Jawa Barat, Senin (29/6/2020). Pelayanan dokter gigi di klinik tersebut sesuai dengan protokol kesehatan dengan menggunakan APD untuk menghindari penyebaran COVID-19.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
22/9/2020, 20.18 WIB

Virus corona terus memakan korban jiwa. Ribuan tenaga kesehatan, dari dokter, perawat, hingga bidan tertular, ratusan di antaranya gugur dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Hingga 16 September 2020, perawat yang meninggal akibat Covid-19 mencapai 85 orang. "Ini peringatan bagi kita," kata Ketua Umum DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah dalam webinar yang digelar Satgas Penanggulangan Covid-19, Selasa (22/9).

Selain itu, perawat yang tertular Covid-10 di DKI mencapai 1.629 orang, Jawa Timur mencapai 848 orang, Bali 156 orang, dan Sulawesi Selatan 350 orang. Di luar keempat provinsi tersebut, korban lain belum terdaftar.

Menurutnya, tenaga kesehatan merupakan benteng terakhir dalam menghadapi pandemi. Oleh karenanya, perlu penguatan benteng terakhir dengan kebijakan yang meningkatkan keselamatan bagi perawat.

Salah satu kebijakan yang diapresiasi perawat ialah tes usap (Polymerase Chain Reaction/PCR) gratis bagi tenaga kesehatan di Jabodetabek. Ia pun berharap, kebijakan ini dapat terus didorong, terutama di provinsi lain yang menjadi pusat penularan Covid-19.

Penularan Covid-19 juga terjadi di profesi kebidanan. Sekretaris Jenderal PP Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ade Jubaedah mencatat hingga 21 September, ada 22 bidan yang meninggal akibat virus corona.

Adapun, jumlah bidan yang tertular Covid-19 mencapai 2.291 orang. Sementara, jumlah suspek mencapai 913 orang dan kasus probable 2 orang.

Bidan yang tengah melakukan isolasi mandiri tercatat 746 orang, selebihnya melakukan perawatan di rumah sakit 178 orang. Adapun, 1.345 bidan telah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Selain itu, Covid-19 juga menjangkit tenaga apoteker. Ketua Bidang Apoteker Advance dan Spesialis Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Profesor Kerry Lestari Dandan mencatat, apoteker yang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 6 orang hingga 21 September. "Ada yang sudah sembuh dan ada juga korban meninggal," katanya.

Selain itu, jumlah apoteker yang positif virus Corona mencapai 803 orang. Di antara mereka, 640 orang telah sembuh.

Kemudian, sejumlah dokter gigi juga tertular Covid-19. "Profesi risiko dokter gigi itu tinggi karena pasien pasti buka masker," kata Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia Hananto Seno.

Hingga saat ini, dokter gigi yang tertular Covid-19 mencapai 115 orang. Sebagian dokter gigi tersebut bertugas di puskesmas, rumah sakit, dan dinas kesehatan.

Begitu pula dengan tenaga laboratorium. Ketua Umum DPP Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia Widodo mengatakan, ada 492 ahli laboratorium yang positif virus corona.

"Sebagian sudah sembuh, tapi ada 4 orang gugur dari DKI, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Aceh," ujar dia.

Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat ada 117 dokter yang meninggal akibat Covid-19. "Tenaga kesehatan lain juga sama. Banyak yang sudah meninggal," kata Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih.

Daeng pun meminta, perlindungan terhadap tenaga kesehatan ditingkatkan. Upaya ini dapat dilakukan dengan memastikan kecukupan kapasitas layanan.

Keterbatasan ruang rawat pasien Covid-19, lanjut dia, dapat meningkatkan potensi penularan virus corona ke seluruh tenaga kesehatan. "Bukan hanya dokter, tapi juga kawan-kawan petugas kebersihan itu rentan," katanya.

Reporter: Rizky Alika