Satu Korban Kecelakaan Pesawat Jatuh Sriwijaya Air Terindentifikasi

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp.
Petugas memeriksa kantung jenazah berisi potongan tubuh korban pesawat Sriwijaya Air PK-CLC yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Jakarta, Senin (11/1/2021).
Penulis: Yuliawati
11/1/2021, 20.19 WIB

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Pusat Kedokteran dan Kesehatan Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, mengidentifikasi salah satu korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Korban yang teridentifikasi bernama Okky Bisma yang merupakan kru pesawat.

"Pada hari ini, tim juga melakukan rekonsiliasi kalau orang awam pencocokan antara data antemortem dengan data post mortem," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Rusdi Hartono saat jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Senin (11/1) dikutip dari Antara.

Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada hari Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, kemudian jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak di posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Kepala Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri Brigjen Hudi Suryanto mengatakan bahwa lembaganya mengidentifikasi dari bagian tubuh yang ditemukan berupa tangan kanan yang lengkap. "Dengan jarinya masih bagus sehingga itu memudahkan kami melakukan pengidentifikasian yang akhirnya kami bisa mendapatkan identitas," ujar Hudi.

Dengan alat yang dimiliki Pusat Inafis, kata dia, saat sidik jari tersebut ditempelkan pada alat tersebut maka akan langsung terhubung dengan data di Ditjen Dukcapil Kemendagri.

Adapun Kepala Basarnas Bagus Puruhito menyampaikan dari pencarian hingga hari ini telah ditemukan 10 kantong jenazah yang berisi human remain, kemudian 10 kantong berisi potongan atau bagian kecil dari partikel pesawat, dan 16 potongan yang cukup besar dari bagian pesawat, serta 6 potong pakaian. Untuk 18 kantong jenazah dan 6 potong pakaian sudah diserahkan kepada DVI Polri dan sedang diproses untuk identifikasi.

Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi pada tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pemerintah memaksimalkan pencarian dan penanganan jenazah korban pesawat Sriwijaya SJ 182. Budi juga mengatakan akan memberikan santunan kepada pihak keluarga korban.

Budi menjelaskan domisili korban dari SJ 182 bukan hanya berasal dari Jakarta dan Pontianak, namun dari 24 Kabupaten/Kota seperti Bandung, Jawa Tengah, Bangka, dan lainnya.

Mereka berharap segera mendapatkan kepastian atas kondisi dari keluarganya yang merupakan penumpang dari pesawat Sriwijaya. Ia menekankan bahwa pemerintah akan fokus dalam proses pencarian dan pertolongan yang dilakukan oleh tim gabungan.

“Upaya kami konsentrasikan pada pencarian korban, karena para keluarga sudah menunggu kepastian," kata Budi.

Sedangkan Direktur Utama Jasa Raharja Budi Raharjo menyampaikan pihaknya telah menghubungi dan mendatangi 62 keluarga korban penumpang SJ 182. Ia mengatakan, apabila persyaratan administrasi sudah dipenuhi dan telah keluar hasil resmi dari RS Polri terkait identitas korban, maka santunan akan segera diproses dan diberikan kepada ahli waris korban.

Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena juga telah menyiapkan fasilitas penginapan di hotel berikut dengan family assistant, dan akan memenuhi kebutuhan keluarga korban hingga ditemukannya para korban penumpang SJ 182.

Sedangkan Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono menerangkan saat ini sinyal lokasi kedua black box sudah ditemukan dan telah membuat batas triangle untuk mempersempit area pencarian, sehingga tim akan fokus terhadap pencarian black box sebagai alat vital dalam melakukan investigasi lebih lanjut.

Reporter: Antara