BMKG Peringatkan Potensi Ancaman Gempa saat Mudik Lebaran

Desy Setyowati
29 Maret 2025, 12:41
bmkg, mudik, gempa
Pixabay
Ilustrasi gempa

Ringkasan

  • BMKG menghimbau masyarakat dan lembaga pemerintah untuk mewaspadai potensi gempa dan tsunami selama libur Lebaran. Gempa kecil pun jangan dianggap remeh, karena beberapa gempa merusak pernah terjadi bertepatan dengan periode libur Lebaran.
  • Selain gempa dan tsunami, BMKG juga mengingatkan untuk memperhatikan dampak ikutan seperti longsor, likuifaksi, dan kebakaran. BMKG juga telah mempersiapkan masyarakat di daerah rawan bencana untuk menjadi aktor keselamatan.
  • BMKG menyediakan kanal informasi cuaca *real timegratis selama 24 jam melalui aplikasi dan situs web infoBMKG. Informasi ini mencakup prakiraan cuaca jalur darat, laut, dan udara hingga tingkat kecamatan.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengajak semua pihak, mulai dari lembaga pemerintah hingga masyarakat untuk menanggapi serius kerawanan gempa dan tsunami selama periode libur Lebaran Idul Fitri 2025.

“BMKG mencatat banyak kejadian pada hari raya. Jadi, meski skala gempa yang dilaporkan kecil, jangan anggap remeh,” kata Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam konferensi siaga mudik Lebaran 2025 dikutip dari Antara, pekan lalu (20/3).

Daryono memaparkan selama 2024, gempa bumi merusak terjadi 20 kali dalam berbagai variasi magnitude dan kedalaman yang bersumber dari sumber gempa sesar aktif, subduksi lempeng atau megathrust, dan gempa dalam lempeng alias intra-slab.

Bila ditarik garis waktu ke belakang, BMKG mencatat setidaknya ada 13 peristiwa gempa atau tsunami yang melanda Indonesia tepat pada periode libur Hari Raya, termasuk Idul Fitri. Beberapa di antaranya:

  • 9 April 2024 (Lebaran pada 9 – 10 April 2024): gempa 6,1 magnitudo Sesar Ransiki di Tenggara Manokwari Selatan, Papua Barat. Sebanyak lima orang meninggal dunia dan 94 orang luka-luka.
  • 3 April 2023 (Lebaran pada 21 – 22 April 2023): gempa Mentawai 6,1 magnitudo.
  • 14 Mei 2021 (Lebaran pada 12 – 13 Mei 2021): gempa Nias 6,7 magnitudo, termasuk  kategori merusak.
  • 8 Agustus 2012 (Lebaran pada 19 – 20 Agustus 2012): gempa Palu 6,2 magnitudo. Sebanyak enam orang meninggal dunia dan 43 luka-luka.

“Potensi gempa dan tsunami selalu ada. Kapan terjadinya, tidak dapat diprediksi, termasuk selama periode libur Idul Fitri, Imlek, Natal. Itu banyak di dalamnya kejadian gempa-gempa kecil, terkadang tidak bisa terdeteksi tetapi berdampak merusak, ada juga dampak ikutannya,” kata Daryono.

“Apalagi yang tinggal di wilayah yang memang rawan gempa dan tsunami, kita harus menerima resiko hidup dengan kesiapsiagaan, sehingga upaya kesiapsiagaan harus disiapkan,” Daryono menambahkan.

Dia berharap otoritas terkait kebencanaan dan masyarakat tidak hanya berfokus pada gempa dan kerusakan, tetapi dampak ikutan setelah gempa harus diwaspadai misalnya seperti surface rapture pada jalur sesar permukaan alias jalan raya, tsunami, longsor, likuifaksi hingga kebakaran.

BMKG mengklasifikasikan ada sekitar 30 bandara di Indonesia yang berada di tepi pantai zona rawan tsunami, salah satunya seperti Bandara Ngurah Rai di Bali dan Bandara di Yogyakarta. Oleh karena itu, pemerintah, termasuk BMKG mempertebal informasi peringatan hingga penanganan risiko di kawasan ini.

“Menjelang lebaran ini, atau untuk persiapan mudik menggunakan transportasi udara, darat - laut perlu memiliki bekal seputar informasi, tidak semua jalur aman pahami apakah ada jalur gempa yang bisa aktif sewaktu-waktu,” kata dia.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Suci Dewi Anugrah menambahkan ada ratusan orang warga dari 22 kelompok masyarakat desa/kelurahan siaga bencana yang dipersiapkan untuk menjadi aktor keselamatan menghadapi risiko gempa-tsunami selama periode libur Lebaran.

Kelompok tersebut di antaranya anggota Tsunamy Ready Communities yang dibentuk hasil pendampingan BMKG bersama dengan UNESCO-IOC yang tersebar di Aceh, Sumatera Barat, Pulau Jawa, Bali dan Maluku yang memiliki kerawanan atau histori bencana gempa dan tsunami.

“Mereka memastikan rambu dan papan informasi tsunami terpasang dengan baik, tempat evakuasi, alat komunikasi penyebaran informasi, sirine atau pengeras suara dan alat perintah evakuasi hingga tim siaga yang selalu siap dengan jadwal jaga yang sudah diatur,” kata dia.

Kanal Informasi Cuaca dan Bencana saat Mudik Lebaran

BMKG menyediakan kanal informasi prakiraan cuaca real time berbasis digital yang bisa diakses secara penuh selama 24 jam dan gratis untuk memudahkan para pemudik Lebaran 2025, yakni aplikasi mobile phone infoBMKG.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan informasi itu bisa diakses melalui situs web www.signature.bmkg.go.id/dwt, laman resmi infoBMKG, maupun aplikasi infoBMKG.

Digital Weather for Traffic atau sistem informasi cuaca berbasis digital dari Direktorat Meteorologi Publik BMKG itu menyediakan sejumlah fitur layanan informasi untuk peringatan dini hujan, cuaca jalur darat, cuaca rute perjalanan, cuaca titik kecamatan, cuaca jalur kereta api lintas jawa, jalur cuaca hujan, dan informasi lainnya untuk cuaca penerbangan – cuaca maritim.

BMKG memastikan informasi yang disajikan lengkap sampai ke tingkat kecamatan untuk cuaca jalur darat, cuaca penerbangan, dan cuaca maritim untuk penyeberangan laut di Indonesia secara real time.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramadhani menjelaskan, khusus fitur rute perjalanan, disediakan untuk lebih memudahkan pemudik yang membawa berbagai jenis kendaraan pribadi agar mengetahui jalur mudik mana yang sedang hujan atau kondisi cuaca lainnya.

“Jadi begitu dipilih fitur jalur hujan, akan terlihat di jalur mudik mana yang sedang hujan, bisa membuat perencanaan yang tepat karena itu kondisi cuaca real time dari data radar,” ujarnya.

Sebagai informasi tim Meteorologi BMKG mendeteksi hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Indonesia selama periode libur Lebaran 2025.

Kondisi tersebut menurut BMKG dipicu oleh kombinasi dinamika atmosfer di antaranya seperti aktifnya gelombang Kelvin, Ekuatorial Rossby, pergerakan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada di fase lima (maritime continent) hingga Bibit Siklon Tropis 92S di Samudera Hindia selatan Jawa maupun 96W di Samudera Pasifik utara Papua Barat Daya dan labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...