Tiga perusahaan siap berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah. Ketiga perusahaan tersebut yaitu LG, KCC Glas, dan Wavin.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa LG yang akan berinvestasi sebesar Rp 142 triliun untuk membangun industri baterai di kawasan tersebut.
LG akan berinvestasi dalam bentuk konsorsium bersama dengan Indonesian Battery Holding yang merupakan gabungan dari MIND.ID, Pertamina, PLN, dan Antam.
"Industri itu akan paralel dengan investasi smelter nikel di Maluku Utara," kata Bahlil dilansir dari Antara pada Minggu (14/2).
Sedangkan KCC Glass Corporation merupakan perusahaan Korea Selatan yang didirikan sebagai spin-off dari KCC Corporation pada 2 Januari 2020. Perusahaan itu bergerak di industri kaca, peralatan rumah tangga, film, dan interior berbasis batu. Perusahaan itu saat ini memiliki 1.070 karyawan.
Adapun Wavin merupakan perusahaan Belanda yang berkantor pusat di Amsterdam. Wavin mempekerjakan sekitar 12.000 lebih karyawan di 40 negara di seluruh dunia. Mereka beroperasi di bawah merek seperti Wavin, Amanco dan Pavco.
Wavin telah aktif di Indonesia selama lebih dari tiga dekade dengan membuat berbagai sistem pipa plastik dan pemasangan untuk aplikasi bangunan perumahan dan komersial serta untuk proyek bangunan dan infrastruktur.
Targetkan Infrastruktur Grand Batang City Rampung Mei 2021
Dengan rencana investasi ketiga perusahaan tersebut, Bahlil mendorong pengembang proyek segera menyelesaikan proses pembangunan infrastruktur Grand Batang City fase pertama seluas 450 hektare pada Mei 2021. Sehingga pada Juni-Juli 2021 sudah tidak ada isu lagi terkait "cut and fill" dan pematangan lahan seluas 450 hektare dari total 4.300 hektare lahan yang direncanakan.
"Per 2021, Grand Batang City sudah siap menerima tenant yang akan masuk berinvestasi," katanya.
Di sisi lain, Bupati Batang Wihaji mengatakan bahwa tugas pemerintah daerah melayani semua yang terkait dengan pelayanan investor. Khususnya yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah
Layanan tersebut, kata dia, yaitu mempermudah dan mempercepat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, dia ingin instruksi Presiden Joko Widodo bahwa pembangunan KIT Batang harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan bisa terealisasi.
"Nanti investor itu juga ada keberpihakan bagaimana menyerap tenaga lokal di Kabupaten Batang," katanya.