Kasus Covid-19 Melandai, Keterisian RSD Wisma Atlet Turun Menjadi 47%

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Sejumlah tenaga kesehatan berjalan menuju ruang perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021). RSD Wisma Atlet mencatat keterisian ruang perawatan di sana mencapai 47% karena kasus Covid-19 cenderung melandai.
15/3/2021, 17.58 WIB

Tingkat keterisian Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran mulai menurun. Hal itu sejalan dengan tren kasus Covid-19 yang melandai. 

Komandan Lapangan RSD Covid-19 Wisma Atlet, M. Arifin, mengatakan keterisian ruang perawatan di RSD Wisma Atlet dalam dua pekan terakhir menurun drasitis. Terutama jika dibandingkan tingkat keterisian rumah sakit tersebut setelah libur Natal dan Tahun Baru yang mencapai 90%.

"Pada 15 Maret 2021 pukul 06.00 WIB, tingkat keterisian sebesar 47,58%, ini suatu angka yang menggembirakan an diharapkan turun terus," ujar Arifin dalam acara dialog yang disiarkan Youtube BNPB Indonesia pada Senin (15/3).

Dia pun menjelaskan kondisi RSD Wisma Atlet setelah libur Natal dan Tahun Baru sangat penuh. Pasien yang datang ke sana harus dialihkan ke Tower 8,9, dan 10 Pademangan, Jakarta.

Bahkan pihaknya telah menyiapkan ruang Unit Gawat Darurat dan High Care Unit (HCU). Namun, pasien yang masih dirawat saat ini hanya berada di Tower 4,5,6,7 dengan keterisian hampir setengah dari kapasitas. 

"Kebijakan dari pimpinan Satgas yaitu menjadikan Tower 8,9,10 untuk repatriasi WNI yang mayoritas pekerja migran Indonesia," kata dia.

Lebih lanjut, Arifin menyebut kondisi tersebut bisa terjadi karena program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro cukup efektif menekan penularan virus corona. Jika dilaksanakan dengan baik, dia optimistis pandemi segera terkendali. 

Selain kebijakan pemerintah itu, dia mengingatkan agar masyarakat mengurangi mobilitas. Pasalnya, mobilitas yang tinggi berdampak pada kenaikkan kasus Covid-19. 

Hal itu tercermin dari pola penambahan kasus Covid-19 sepanjang 2020. Pada tahun lalu, kasus cenderung meningkat setelah libur Idul Fitri serta Natal dan Tahun Baru.