Adanya pandemi yang menyerang dunia termasuk Indonesia mengubah segalanya. Tidak hanya aktivitas yang berubah, tapi juga kebutuhan hidup berubah, salah satnya tren modest fashion alias fesyen muslim.
Meskipun kini banyak kegiatan yang harus dilakukan di dalam rumah, seperti belajar dari rumah dan bekerja dari rumah tetapi fesyen tetap bertahan. Berkurangnya interaksi sosial tidak begitu saja melumpuhkan geliat industri ini. Meskipun jika dilihat sekilas, industri fesyen muslim terkena dampak buruk pandemi.
Memang terdampak, tetapi ada masih terasa manfaatnya sehingga menyebabkan tren industri modest fashion berubah. Jika dulu banyak orang yang mencari pakaian kasual untuk bekerja, kondangan, atau bertemu kolega, kini fokusnya beralih.
Banyak orang yang mencari fesyen yang nyaman dikenakan, sekaligus layak jika digunakan untuk bertemu orang lain. Karena fokusnya dikenakan saat work form home atau saat belajar dari rumah. Sekolah tak lagi mengenakan seragam meskipun harus video conference. Para pekerja pun tak harus datang ke kantor karena cukup dengan video conference.
Karena kebutuhan itulah, tren fesyen bergerak. Bahkan, tak sedikit konsumen yang mencari baju tidur berlengan panjang yang nyaman dikenakan namun tetap cocok jika untuk bertemu orang lain, semisal saat video conference.
Kondisi inil yang membuat para pebisnis fashion tak kehabisan akal, untuk tetap menghadirkan busana-busana yang tepat dengan kebutuhan para konsumen.
Tidak hanya itu, kebiasaan berbelanja pun telah berubah. Jika dulu orang ingin berbelanja harus pergi ke butik, kini pembelian melalui marketplace daring lebih populer. Konsumen bisa dengan mudah membeli hanya dengan melihat gadget.
Melihat ratusan baju namun hanya membeli satu, atau bahkan tidak membeli karena merasa belum cocok, pun dapat dilakukan. Hal seperti ini jarang terjadi jika dilakukan dengan offline. Apalagi, ketika pelayan toko mengikuti kemana pun konsumen pergi atau memilih pakaian.
Bahkan yang lebih menarik lagi, ada toko yang melayani pembelian dengan mencoba terlebih dahulu. Jika cocok, baru dibayar. Atau jika tidak cocok, bisa dikembalikan lagi.
Industri fesyen secara umum, maupun modest fashion khususnya, akan selalu ada dan mengikuti perkembangan zaman. Kuncinya, apabila para pebisnis dapat mengikuti tren atau menciptakan tren baru, agaknya gonjang-ganjing akibat pandemi tak berarti jalan buntu. Alih-alih pandemi menjadi ancaman, justru sebagai tantangan agar lebih inovatif.