Perbankan Syariah Mulai Bidik Kelompok Milenial

Katadata
Penulis: Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
Editor: Doddy Rosadi
17/4/2021, 12.43 WIB

Pada 2020 BSI mendapat konversi besar-besaran dengan Dana Pihak Ketiga sebesar 2 triliun, ini didapatkan dari adanya kebijakan projek ekonomi Provinsi Aceh.

Sampai di awal 2021, BSI sudah berhasil konversi sekitar Rp 12 triliun dari GPK Bank Konvensional Aceh. Ditambah dengan bergabungnya tiga bank syariah yaitu BNI Syariah, BRI Syariah, dan Mandiri Syariah membuat BIS memiliki aset sekitar Rp 400 triliun atau dalam perbankan melonjak berada di posisi ke-7 secara nasional.

Menurut peneliti Ekonomi Islam, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Fauziah Rizki Yuniarti, perbankan syariah lebih tahan banting karena porsi yang masih sangat kecil dibanding bank konvensional. Jadi tidak salah kalau Bank Syariah masih bertahan dan terus berkembang di saat pandemi.

“Kenapa (perbankan syariah) tahan banting? Secara porsi masih kecil dibanding bank konvensional, jadi saat ada ‘syok’ di sektor ekonomi dampaknya belum terlalu besar di BSI,” ucapnya dalam acara Semarak Ramadan 1442 H "Ngaji Finansial" : Faedah Menabung di Bank Syariah yang diselenggarakan Katadata pada Jumat (16/4).

Memang secara data bila dilihat dari perbandingan angka, BSI ke Bank Konvensional itu perbandingannya mencapai 90 ke 10 persen. Secara Bank Konvensional lebih dulu ada, seperti Bank BNI yang sudah berdiri sejak 1946 sehingga titik mulainya BSI dan Bank Konvensional jauh berbeda.

VP Business Planning & Evaluation Bank Syariah Indonesia, Lucky Affriansyah, menyatakan, tingkat literasi perbankan syariah masih sangat rendah yaitu 6 sampai 8 persen. Meski demikian, BSI terus berpacu untuk mengejar kemajuan di era teknologi ini. Kaum millennial menjadi target yang tak kalah penting untuk mengembangkan perbankan yang memiliki nilai agama ini.

Halaman: