Bisnis kuliner, perhotelan, dan jasa transportasi adalah tiga yang utama dalam pengembangan wisata halal. Uniknya, pengembangan wisata ini tidak hanya dilakukan oleh negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.
Salah satu hal yang membuat pengembangan wisata halal menarik ialah potensi pasarnya. Merujuk data dari Pew Research Center, jumlah pemeluk Islam di dunia mencapai 1,9 miliar orang pada 2020.
Bagi umat Islam, agama merupakan jalan hidup yang mana berbagai aturan di dalamnya mesti ditaati. Termasuk urusan kuliner. Misalnya, ada larangan mengonsumsi hewan babi atau mesti memakan daging yang telah melalui proses pemotongan sesuai kaidah Islam.
Peluang tersebut coba ditangkap dan dimaksimalkan oleh sejumlah negara. Singapura, Thailand dan Taiwan adalah beberapa negara yang serius mengembangkan wisata halal di bidang kuliner. Hal ini termasuk strategi untuk menggaet wisatawan muslim dunia. Di bawah ini ulasannya seperti dilansir dari Bisnis.com.
1. Singapura
Meski jumlah penduduk muslim hanya 15 persen dari populasi, mencari kuliner halal di Negeri Singa terbilang mudah. Makanan halal tersebar di berbagai tempat. Salah satu tempat yang terkenal adalah Kampung Glam. Selain memiliki masjid yang indah, kawasan ini juga terkenal dengan kuliner halalnya. Ada kafe Krave yang menawarkan sajian ala Timur dipadukan dengan masakan Barat. Ada juga Restoran Hjh. Maimunah yang terkenal dengan nasi padangnya. Kalau ingin mencari sate halal, Anda bisa mengunjungi Tambuah Mas.
2. Thailand
Thailand merupakan salah satu surga kuliner di Asia Tenggara. Beragam makanan dengan ciri khas pedas dengan rempah yang kuat menjadi daya tarik bagi wisatawan. Belum lagi kuliner ekstrem yang hanya bisa dinikmati segelintir orang tapi menarik untuk dicoba. Dalam 15 tahun terakhir, Thailand serius menggarap bisnis kuliner halal dengan memiliki 160.000 produk. Makanan halal mudah ditemui mulai dari restoran elit hingga pedagang kaki lima, di negara dengan porsi penduduk muslim sebesar 5 persen ini.
3. Taiwan
Taiwan berhasil menarik 30.000 wisatawan muslim pada 2018. Mereka mengembangkan pengaturan dan pemantauan makanan halal, membuat masjid untuk beribadah, serta informasi dan jadwal kegiatan keagamaan. Bahkan, negara yang didominasi pemeluk agama Buddha ini menyiapkan 100 masjid dan restoran bersertifikat halal yang diatur oleh Asosiasi Pengembangan Integritas Taiwan, bekerja sama dengan Crescent Rating.