Pasien Sembuh Lebih Banyak, Kasus Aktif Covid-19 Melandai

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Ilustrasi. Satgas Penanganan Covid-19 mencatat 8.634.546 telah merampungkan vaksinasi kedua, bertambah 50.692 orang dibandingkan hari sebelumnya.
Penulis: Agustiyanti
9/5/2021, 19.56 WIB

Kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 3.922 orang pada minggu (9/5) menjadi total 1.713.684. Pasien sembuh bertambah lebih banyak yakni mencapai 4.360 orang sehingga total kasus aktif turun 608 menjadi tersisa 98.395 orang.

Berdasarka data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, total pasien sembuh mencapai 1.568.277 atau 91,5% dari total kasus. Sementara korban meninggal bertambah 170 orang menjadi 47.012 orang.

Pemerintah mencatat total spesimen yang diperiksa bertambah 48.901 menjadi 15.201.727 spesien. Ini terdiri dari tambahan pemeriksaan dengan metode PCR+TCM sebanyak 32.981 menjadi 13.760.785 dan dengan metode tes antigen 15.920 sehingga total menjadi 1.440.942.

Sementara itu, jumlah orang yang diperiksa bertambah 30.249 menjadi 10.205.668 orang. Tambahan orang yang diperiksa dengan metode PCR + TCM sebanyak 16.986 menjadi 8.933.742, sedangkan dengan metode antigen sebanyak 13.263 menjadi 1.271.926.

Jawa Barat masih menjadi wilayah dengan kasus aktif terbanyak mencapai 30.334 orang. Total kasus mencapai 291.030 dengan 256.828 orang berhasil sembuh dan 3.868 orang meninggal dunia.

Jawa Tengah berada di posisi kedua dengan jumlah kasus aktif mencapai 9.197 orang. Total kasus mencapai 187.073 dengan 169.435 berhasil sembuh dan 8.441 orang meninggal dunia.

Sementara itu, DKI Jakarta yang memiliki jumlah kasus terbanyak mencapai 414.838 kini memiliki 7.392 kasus aktif. Sebanyak 400.638 orang telah sembuh dan 6.808 orang meninggal dunia.

Satgas juga mencatat 8.634.546 telah merampungkan vaksinasi kedua, bertambah 50.692 orang dibandingkan hari sebelumnya. Sementara itu, 13.340.957 orang telah merampungkan vaksinasi pertama, bertambah 56.535 orang menjadi 13.340.957. 

Pemerintah telah mengambil tindakan untuk melarang mudik Lebaran demi mengantisiasi lonjakan kasus Covid-19. Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta para pejabat untuk menyatukan narasi terkait  Hal ini lantaran keputus kebijakan ini. 

Doni meminta seluruh komponen masyarakat untuk mematuhi larangan mudik itu. Bila mudik diperbolehkan, kasus Covid-19 dikhawatirkan melonjak seperti tahun lalu hingga 93 persen. Kasus kematian akibat virus corona juga ikut meningkat.

Namun jelang penerapan larangan mudik pada 6 Mei, sejumlah pemudik dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sudah mencuri start untuk pulang kampung. Di antara pemudik yang pulang kampung itu terpantau menggunakan angkutan darat. Penumpang bus Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) pada empat terminal yang berada di bawah pengelolaan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) cenderung meningkat pada bulan April 2021.

Terminal tersebut adalah Terminal Jatijajar, Depok; Terimal Baranangsiang, Bogor; Terminal Poris Plawad, Tangerang dan Terminal Pondok Cabe, Tangerang Selatan.

Kebijakan larangan mudik juga ditempuh pemerintah berkaca dari lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di India. Negara berpenduduk terbesar di dunia ini kini mencatatkan tambahan kasus baru setiap harinya mencapai lebih dari 400 ribu dan kematian mencapai 4.000 orang. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan pelajaran yang  bisa diambil masyarakat Indonesia dari Negeri Bollywood tersebut. Budi mengatakan kenaikan kasus virus corona tersebut terjadi akibat masyarakat kurang waspada karena sudah banyak yang telah menjalani vaksinasi. Masyarakat India mulai mengendorkan penerapan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak alias 3M.

"Karena vaksinasinya tinggi, jumlah kasus konfirmasinya menurun, mereka lupa. Mereka kurang wapada," kata Budi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/4).

Selain itu, ada pula mutasi virus baru di India sehingga berakibat kepada lonjakan kasus. Bahkan varian baru virus Covid-19 tersebut telah masuk Indonesia. "Namun kita masih sangat sedikit insidennya (mutasi virus baru)," ujar dia.