EDISI KHUSUS | Semarak Ramadan 1442 H

Berwisata Religi ke Makam Pendiri Kota Pontianak

ANTARA FOTO/Moch Asim/
Editor: Ekarina
10/5/2021, 14.56 WIB

Kota Pontianak di Kalimantan Barat memiliki destinasi wisata religi yang bisa dikunjungi selama Ramadan. Di tengah kota tersebut terdapat makam tokoh besar pendiri Kota Pontianak, Sultan Syarif Abdurrahman Qadri.

Terletak di jalan khatulistiwa, Batu Layang, kota Pontianak, makam Sultan Syarif Abdurrahman Qadri merupakan warisan sejarah ketiga setelah Masjid Sultan Abdurrahman dan Istana Kadriah. Makam Sultan yang dikenal juga dengan Sultan Pontianak ini berlokasi di tepi Sungai Kapuas.

Menurut penjaga makam kesultanan Pontianak, lokasi dari makam, masjid, dan istana tersebut terletak satu garis lurus, dari istana ke arah timur barat. Pemakaman ini dikhususkan bagi Sultan Pontianak beserta keluarganya. Adapun ketujuh raja tersebut, yaitu Sultan SYarif Abdurrahman Qadri, Sultan Hasyim, Sultan Usman, Sultan Hamid II, Sultan Hamid I, Sultan Muhammad, dan Sultan Yusuf.

Biasanya, wisatawan datang untuk berziarah ke makam sultan ini tidak hanya warga Pontianak dan sekitarnya, tapi juga dari Kalimantan Tengah, Jawa Tengah, Jakarta, dan daerah lainnya. Bahkan, ada juga wisatawan yang datang dari Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Biasanya kompleks pemakaman ini ramai oleh peziarah di hari Kamis malam, Jum’at, dan Minggu.

Selain untuk berziarah, para wisatawan juga datang untuk mengenal sejarah Pontianak masa lalu, kesultanan Pontianak, hingga mengenal asal mula terbentuknya kota ini.

Makam Sultan Pontianak terbuat dari kayu belian bertingkat dua. Pada bagian kayu ini diukir dengan motif tumbuhan yang bersulur serta dilengkapi juga dengan ukir-ukiran Arab. Selain terbuat dari kayu, makam ini juga selalu ditutupi dengan kelambu berwarna terang.

Meski sudah berusia ratusan tahun, namun makam ini selalu dirawat hingga kondisinya sangat baik. Di samping makam Sultan Pontianak terdapat makam sang istri, yaitu Puteri Utin Chandramidi yang wafat oada 1246 H atau tahun 1830 masehi.

Selain kompleks pemakaman, area lain yang begitu menarik adalah batu berukuran besar di sisi depan makam kesultanan yang biasanya digunakan wisatawan untuk berswafoto.