Vaksinasi Efektif Lindungi Tenaga Kesehatan Terpapar Covid-19

KC PEN
Foto ilustrasi dari melonjaknya kasus positif Covid-19 di Kudus yang seminggu setelah Lebaran.
Penulis: Dicky Christanto W.D - Tim Publikasi Katadata
26/6/2021, 07.57 WIB

Jakarta- Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa kondisi tenaga Kesehatan di Kudus, Jawa Tengah, yang sempat terpapar Covid-19 akibat menangani pasien yang berasal dari lonjakan kasus baru di berbagai fasilitas Kesehatan kini telah berangsur pulih.

Bahkan para tenaga Kesehatan yang menjalani isolasi mandiri telah mulai masuk bekerja dan kembali melayani masyarakat sejak Jumat (18/6).

“Tentunya hal ini menggembirakan karena laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus pada 12 Juni lalu menyebutkan ada 308 tenaga Kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19,” ujar juru bicara pemerintah untuk Covid-19 dan duta adaptasi kebiasaan baru dr. Reisa Kartikasari Broto Asmoro.

Reisa menambahkan, Dinas Kesehatan Kudus menyatakan bahwa hampir 100 persen tenaga Kesehatan di Kudus yang berjumlah sekitar 6000 orang telah menerima dosis lengkap vaksinasi Covid-19.

Di saat bersamaan, pihak Rumah Sakit Umum Daerah dr. Loekmono hadi juga menyampaikan bahwa dari 150 tenaga Kesehatan mereka yang terpapar, hanya Sebagian kecil yang dirawat inap, sementara sisanya melakukan isolasi mandiri di kediaman masing-masing.

“Saat ini hampir setengah dari mereka juga telah dinyatakan sembuh,” ujar Reisa.

Ia menyebutkan bahwa hal ini membuktikan bahwa vaksinasi Covid-19 terhadap para tenaga Kesehatan itu telah secara efektif mengurangi gejala kesakitan dan resiko kematian.

Hingga 17 Juni, tenaga Kesehatan dan tenaga penunjang Kesehatan di Kudus yang telah divaksinasi dosis pertama berjumlah 6.085 orang dan yang telah mendapatkan dosis kedua sebanyak 5.888 orang.

Saat ini, Reisa menambahkan, Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan 50 ribu dosis vaksin Covid-19 guna mempercepat cakupan vaksinasi di kabupaten yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa tersebut.

“Manfaat vaksin semakin terbukti telah melindungi kita,” ujarnya.

Kudus dan Bangkalan, Jawa Timur merupakan dua kota dengan kenaikan angka kasus positif Covid-19 terbanyak, lebih dari 200 persen. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan penyebab naiknya kasus positif di kedua daerah tersebut berbeda.

Ia melanjutkan bahwa kenaikan jumlah kasus positif di Kudus dipicu oleh kluster ziarah setelah lebaran, dimana ribuan orang bisa berkumpul di satu lokasi daerah dengan disiplin menjalankan protokol Kesehatan yang rendah.

Sementara, kenaikan di Bangkalan dipicu oleh jumlah kedatangan pekerja migran dari berbagai negara ke Pulau Madura.

Selain itu, padatnya arus mobilitas penduduk selama liburan Lebaran kemarin juga ditengarai menjadi sumber penyebaran virus Covid-19. Berbagai media melaporkan bahwa saat liburan kemarin, lebih dari 1,2 juta orang keluar dari Jakarta.  Hal ini terbukti dari angka kenaikan kasus positif di berbagai daerah tujuan mudik yang tersebar seantero Pulau Jawa yang melesat tajam.

Saat ini, pasien Covid-19 yang tidak tertampung di berbagai fasilitas Kesehatan di kota-kota kabupaten seperti Kudus dan Bangkalan segera dirujuk ke ibukota propinsi masing-masing, Semarang dan Surabaya guna mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

Kondisi saat ini di Indonesia semakin mencemaskan. Angka positivity rate mencapai 44,37 persen, yang berarti dari 100 orang yang ditest, maka 44 orang diantaranya positif terpapar Covid-19. Angka ini jauh diatas angka maksimal yang ditoleransi oleh WHO, yaitu kurang dari 5 persen.

Hingga minggu ini, telah tercatat lebih dari 2 juta orang terpapar Covid-19, dimana lebih dari 1,8 juta orang telah dinyatakan sembuh. Sebanyak lebih dari 55.000 orang akhirnya meninggal dunia. Covid-19 terdeteksi di 510 kotamadya/kabupaten diseluruh 34 provinsi.

Banyak pakar Kesehatan menganjurkan masyarakat untuk lebih berdisiplin mematuhi protokol Kesehatan 5 M, yang terdiri dari mencuci tangan, memakai masker, menjauhi kerumunan, menjaga jarak aman, sekitar 1,5 meter dan membatasi mobilitas.