JAKARTA - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) tengah melakukan transformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital. Transformasi ini dilakukan untuk meningkatkan sustainable competitive advantage perusahaan sekaligus menopang pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
Direktur Digital Business Telkom, M. Fajrin Rasyid mengatakan, langkah yang diambil Telkom ini dapat menjadi enabler untuk mengembangkan kedaulatan digital di Tanah Air. Menurut Fajrin, adanya teknologi digital juga dapat menjadikan Indonesia sejajar dengan negara maju lainnya.
"Untuk itu, Telkom ingin memperluas bisnis ke platform digital dan layanan digital dengan dukungan kekuatan konektivitas yang dimiliki," ungkap Fajrin sebagaimana dikutip dari halaman resmi Telkom.
Transformasi ini memang diperlukan demi menjawab tantangan untuk mengakselerasi digitalisasi Indonesia dan membangun ekonomi digital.
Pasalnya, dalam webinar Indonesia Young Business Leaders Award 2021 di Jakarta pada Februari lalu, Fajrin juga pernah memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi digital terus melonjak dalam lima tahun ke depan hingga 124 milliar dollar AS.
Fajrin menilai, dalam pertumbuhan ekonomi digital ini, Indonesia tidak hanya bertindak sebagai pasar. Tetapi juga bisa berperan aktif dan terlibat di dalamnya.
Dengan demikian, menurut Fajrin, sebagai perusahaan milik negara, Telkom harus mengambil manfaat dari pertumbuhan pasar digital.
"Jadi dalam lima tahun saja ada pertumbuhan tiga kali lipat," ungkap Fajrin, dikutip dari Republika.
Strategi bertahan dan berkembang
Langkah Telkom untuk bertransformasi menjadi digital telco dari yang semula hanya sebagai perusahaan telekomunikasi, juga menjadi salah satu strategi untuk bertahan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, khususnya di masa pandemi ini.
Telkom sendiri memiliki dua mesin pendorong besar, yakni layanan internet fiber optik IndiHome dan bisnis digital Telkomsel.
Kedua lini bisnis tersebut berkontribusi besar terhadap pendapatan yang diraih pada kuartal pertama (Q1) 2021 ini.
Telkom mencatat pendapatan konsolidasi kuartal pertama sebesar Rp 33,95 triliun dengan Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) Perseroan tercatat Rp 18,81 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 0,3 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Pencapaian tersebut diperoleh dari kinerja layanan internet IndiHome yang tumbuh 25 persen mencapai Rp 6,35 triliun dari 2020 lalu. Kontribusi pendapatan IndiHome juga meningkat signifikan dari 14,8 persen pada 2020 lalu menjadi 18,7 persen dari total pendapatan.
Di sisi lain, Telkomsel pun menunjukkan kinerja yang apik. Operator seluler ini mengantongi pendapatan sebesar Rp 16,32 triliun yang didorong oleh pendapatan Data dan Digital Services yakni sebesar 76,9 persen dari total pendapatan Telkomsel.
"Pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini menyebabkan kebutuhan masyarakat akan teknologi dan layanan digital juga akan terus meningkat. Telkom menangkap peluang ini melalui penyediaan konektivitas, platform dan layanan digital terbaik yang diharapkan dapat mendukung beragam aktivitas masyarakat. Hal ini tentunya juga sejalan dengan transformasi yang tengah dijalankan," ujar Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah.
Tiga pilar bisnis
Telkom sendiri saat ini memiliki tiga pilar pengembangan bisnis hingga lima tahun ke depan. Pertama adalah pengembangan digital connectivity (broadband), termasuk satelit, 5G dan sebagainya.
Kemudian pengembangan digital platform seperti data center, penyedia cloud, Artificial Intelligence (AI), big data, hingga Internet of Things (IoT).
Terakhir adalah pengembangan digital services. Pengembangan bisnis ini akan dilakukan secara internal perusahaan maupun dengan menggandeng partner.
Untuk digital services, Telkom menjalin kemitraan dengan digital champion seperti startup decacorn untuk memperoleh synergy value yang berdampak terhadap pengembangan bisnis perusahaan.
"Kami meyakini digitalisasi akan memberikan peluang yang sangat besar bagi bangsa ini untuk dapat meningkatkan daya saing secara cepat dan efisien di berbagai bidang, seperti ekonomi, edukasi, kesehatan, dan lainnya,” kata Ririek, “sehingga pada akhirnya, Indonesia akan dapat melompat atau leapfrog, untuk sejajar dengan negara maju dunia lainnya dalam waktu singkat."
Sejalan dengan Kementerian BUMN
Upaya Telkom dalam bertransformasi menjadi perusahaan digital ini sejalan dengan imbauan Menteri BUMN, Erick Thohir. Ia kerap menekankan agar Telkom bisa menjadi perusahaan yang unggul di industri digital.
Pasalnya menurut Erick, Telkom tidak bisa hanya mengandalkan bisnis suara dan pesan teks yang kini sudah gratis.
Pada akhir 2020 lalu mengungkapkan kontribusi pendapatan dari bisnis legacy masih sebesar 27-28 persen. Tapi ke depannya, bisnis ini akan terus mengalami penurunan.
Bisnis legacy ini mengalami penurunan pendapatan sedangkan pendapatan di segmen data, internet, dan jasa teknologi serta bisnis broadband (IndiHome) justru melesat.
Pendapatan data tumbuh dari Rp 33,1 triliun menjadi Rp 35,3 triliun, sedangkan pendapatan IndiHome meningkat dari Rp 8,7 triliun menjadi Rp 10,4 triliun pada 2020 lalu.