Lembaga filantropi dunia Charities Aid Foundation (CAF) kembali memilih Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia. Indeks kedermawanan Indonesia terus meningkat dibanding periode sebelumnya sekalipun pandemi Covid-19 memukul perekonomian.
Dalam laporan bertajuk World Giving Index (WGI) yang dirilis bulan lalu tersebut, indeks kedermawanan Indonesia sepanjang tahun lalu tercatat 69%, naik sepuluh poin dari posisi tahun 2018 di skor 59%. Indeks tersebut merujuk pada persentase terhadap jumlah penduduk. Indonesia masih mempertahankan peringkatnya sebagai negara paling dermawan di dunia setelah survei sebelumnya pada tahun 2018 juga CAF memilih Indonesia pada peringkat pertama.
CAF menghitung tiga indikator kedermawan, yaitu ketersediaan untuk membantu orang asing, donasi uang, dan keterlibatan dalam volunteer. Indonesia berada di peringkat pertama pada indikator donasi dan volunteer. CAF mencatat 83% penduduk atau setiap delapan dari sepuluh orang Indonesia telah mendonasikan uangnya.
"Indonesia menempati posisi pertama di dunia untuk tingkat donasi uang, kemungkinan didorong oleh pembayaran zakat," tulis laporan tersebut seperti dikutip Katadata.co.id, Kamis, (29/7).
Tingkat keikusertaan dalam volunteer penduduk Indonesia tercatat 60%, skor ini tiga kali lipat lebih tinggi dari rata-rata global 19%. CAF mencatat antusiasme penduduk untuk menerapkan praktik 'gotong-royong' masih tinggi terutama di masa krisis kesehatan Covid-19. Sementara tingkat kebersediaan untuk membantu orang asing di Indonesia di peringkat 26 dunia dengan skor 65%.
CAF juga mencatat sebagian besar negara maju justru mengalami penurunan skor indeks kedermawanan selama pandemi. Amerika Serikat (AS), Inggris dan Irlandia keluar dari daftar 10 negara paling dermawan di dunia. Padahal pada periode sebelumnya lebih dari separuh negara paling dermawan merupakan negara maju.
Daftar negara maju yang masih berhasil masuk 10 negara paling dermawan dunia tersisa Selandia Baru dan Australia. Kendati demikian, kedua negara ini juga mengalami penurunan peringkat. Australia turun dari peringkat dua menjadi peringkat lima yang diikuti penurunan skor dari 59% menjadi 49%. Selandia baru turun dari peringkat 3 menjadi tujuh dengan skor berubah dari 54% menjadi 47%.
Di sisi lain, empat negara berkembang justru berhasil menyodok masuk ke daftar 10 besar, yaitu Nigeria, Ghana, Uganda dan Kosovo. Tiga dari empat negara tersebut merupakan negara ekonomi berkembang di Afrika yang pada saat bersamaan juga terdampak parah oleh Covid-19.
Sementara itu, CAF juga mencatat daftar sepuluh negara yang memiliki skor kedermawan paling rendah. Jepang jadi negara dengan skor paling rendah. Hanya 12% penduduk Jepang yang terlibat dalam mendonasikan uangnya, volunteer dan bersedia membantu orang asing. Ini diikuti Portugal di peringkat kedua engan skor 20%, Belgia 21%, Italia dan Korea Selatan 22%, Maroko 23%, Lebanon 24%, Pakistan dan Prancis 25% serta Latvia 25%.
Kendati banyak negara maju yang mengalami penurunan skor, CAF masih mencatat adanya kenaikan pada semua komponen penilaian. Jumlah penduduk yang membantu orang asing mengalami kenaikan tertinggi dibandingkan laporan sebelum-sebelumnya, jumlah donasi juga meningkat 31% dalam lima tahun terakhir sekalipun tingkat keterlibatan dalam volunteer tidak banyak berubah.
Sebagai informasi, survei yang dibuat CAF menggunakan data yang diperoleh dari lembaga survei Gallup kepada 114 negara atau 90% dari total negara dunia. Jumlah responden yang dilibatkan dalam survei ini berkisar 500-1.000 orang. Berikut daftar 10 negara paling dermawan.