Manusia berperan sebagai agen perubahan dan pembangunan di bumi. Namun, manusia juga menjadi penyebab perubahan iklim dan lingkungan. Selama ini, polusi dan kegiatan yang dilakukan manusia banyak merusak alam.
Ada banyak kerusakan lingkungan yang disebabkan ulah manusia sendiri. Contohnya, banjir akibat sampah yang dibuang sembarangan di sungai. Tanah longsor akibat penebangan pohon liar. Udara yang dihirup di kota besar kebanyakan berbahaya akibat polusi udara pabrik dan pencemaran limbah.
Perubahan iklim (Climate Change) dan pemanasan global (Global Warming) berhubungan dengan manusia. Pemanasan global tidak terlepas dari efek rumah kaca.
Pengertian Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca adalah proses naiknya suhu bumi karena perubahan di atmosfer. Efek rumah kaca menyebabkan panas dari sinar matahari tetap berada di bumi.
Efek rumah kaca diibaratkan rumah kaca untuk tanaman. Sinar matahari memantulkan cahaya ke dalam kaca. Namun panas dari sinar matahari sebagian besar berada di rumah kaca.
Tahun 1824, seorang ilmuan bernama Joseph Fourier pertama kali mengenalkan konsep efek rumah kaca. Menurut Joseph efek rumah kaca merupakan proses pemanasan yang disebabkan atmosfer.
Fenomena alam ini terjadi karena pantulan sinar matahari melewati atmosfer bumi. Sehingga menyebabkan gas-gas seperti karbon dioksida dan gas lain merusak selimut atmosfer.
Joseph Fourier juga menjelaskan efek rumah kaca sebenarnya bisa terjadi secara alami di bumi. Namun, aktivitas manusia membuat semakin tinggi proses ini.
Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global adalah tanda-tanda naiknya suhu di permukaan bumi secara global. Kenaikan suhu ini bisa meluas dalam radius beberapa kilometer. Menurut Badan Meteorologi Dunia/WMO, pemanasan global diukur minimal 30 tahun.
Penyebab Efek Rumah Kaca
1. Metana (CH4)
Gas metana mudah terbakar dan memiliki konsentrasi di udara sebesar 5-15% saja. Gas ini menghasilkan energi besar namun berbahaya untuk lingkungan. Metana cair dapat terbakar jika mengalami tekanan dengan tinggi 4-5 atmosfer.
Metana dihasilkan alami oleh jenis mikroorganisme tertentu dan bahan organik. Metana bisa dihasilkan tanpa udara oleh mikroorganisme itu.
Gas metana berkembang alami karena mengalami pembusukan biomassa di rawa-rawa. Metana yang mudah terbakar ini bisa menghasilkan karbondioksida.
Sawah bisa menjadi saluran metana ke atmosfer. Ternak sapi dan kerbau juga bisa menghasilkan metana. Metana dihasilkan dalam perut dan dikeluarkan ketika bersendawa atau kentut.
Di sisi lain metana bermanfaat untuk bahan bakar ketel uap dan energi listrik. Namun polusi udara menyebabkan metana makin banyak di atmosfer.
2. Klorofluorokarbon (CFC)
CFC merupakan gas buatan, tidak mudah terbakar, dan tidak beracun. CFC cenderung stabil dan biasanya digunakan sebagai peralatan. Contohnya saja pemakaian CFC untuk mengambangkan busa, peralatan pendingin, lemari es, dan pelarut untuk membersihkan microchip.
Namun, gas ini menghasilkan efek pemanasan global lebih banyak dari CO2. Makanya, beberapa negara melarang penggunaan CFC sebagai bahan lemari pendingin.
Gas ini menyebabkan penipisan lapisan ozon. Padahal, ozon berfungsi sebagai lapisan di atmosfer. Ozon terbentuk secara alami di atmosfer dan menyerap radiasi sinar ultraviolet.
3. Karbondioksida
Karbondioksida terdiri dari dua atom yaitu oksigen dengan karbon. Zat ini terbentuk dari tekanan gas normal dan berada di atmosfer bumi.
Sebenarnya karbondioksida merupakan gas rumah kaca penting untuk menyerap gelombang inframerah. Selain itu gas karbon berfungsi untuk menjaga kestabilan bumi.
Karbondioksida berasal dari proses pembakaran bahan bakar minyak bumi, batubara, dan gas bumi. Sebenarnya CO2 memainkan peran penting untuk tanaman. Karbondioksida diserap oleh tanaman dengan bantuan sinar matahari. Co2 digunakan sebagai pertumbuhan dan proses fotosintesis.
4. Belerang Dioksida
Belerang Dioksida termasuk gas beracun dan baunya menyengat. Gas ini berasal dari pembakaran batu bara dan minyak bumi. Gas ini berpotensi menyebabkan efek rumah kaca.
5. Nitrogen Oksida
Gas ini dihasilkan dari reaksi nitrogen dan oksigen. Nitrogen oksida dilepaskan ke udara ketika terjadi polusi udara. Contohnya mobil mengeluarkan gas nitrogen oksida. Selain itu gasi ini dibentuk dari proses pembakaran yang ada di seluruh dunia.
6. H2O (uap air)
Uap air dapat meningkatkan efek rumah kaca dan memicu pemanasan global. Uap air tidak bisa terlihat namun bisa dibedakan dari awan dan kabut. Ketika mendung, uap air membentuk butir-butir air.
Akibat polusi, uap air di atmosfer makin banyak dan dipengaruhi suhu global. Jika suhu di bumi meningkat, maka uap air akan meningkatkan laju penguapan.
7. Ozon
Ozon berada di lapisan troposfer dan stratosfer. Ozon merupakan zat hasil sampingan yang dibentuk ketika sinar matahari bereaksi dengan gas kendaraan. Ozon dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca
1. Panas matahari merambat melalui atmosfer.
2. Sebagian panas matahari diserap oleh bumi untuk menyimpan panas.
3. Panas matahari sebagian dipantulkan kembali oleh bumi.
4. Sebagian panas yang dipantulkan kemudian diserap oleh gas-gas di atmosfer sehingga menahan panas keluar dari atmosfer
5. Panas matahari sebagian dipantulkan kembali oleh atmosfer dan bumi
Efek rumah kaca merupakan proses masuknya radiasi dari matahari. Kemudian radiasi tersebut terjebak akibat efek rumah kaca lalu menaikkan suhu bumi.
Efek rumah kaca bertambah karena, salah satunya karena meningkatnya gas Karbondioksida (CO2) dan gas lain. CO2 muncul dari hasil pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organik.
Sebenarnya CO2 ini bisa diserap oleh tanaman. Masalahnya, banyak pohon di hutan yang ditebang untuk kepentingan manusia. Jika pohon di hutan banyak ditebang, maka bisa menyebabkan panas di bumi semakin naik, karena penyerapan CO2 berkurang.
Meningkatnya konsentrasi gas CO2 dan gas lain menyebabkan gelombang panas yang dipantulkan bumi dan diserap atmosfer. Hal ini menyebabkan panas matahari terperangkap di permukaan bumi. Akibat efek rumah kaca suhu bumi mengalami kenaikan.
Gas-gas di atmosfer seperti CO2 dan uap air relatif transparan terhadap radiasi gelombang pendek. Namun gas-gas ini membiarkan setengah radiasi matahari masuk ke permukaan bumi. Radiasi yang terjebak ini memberi kehangatan bagi makhluk hidup.
Faktor lain penyebab efek rumah kaca:
1. Peternakan dan pertanian
Sektor peternakan dan pertanian memakai emisi gas untuk memanfaatkan pupuk. Pembusukan kotoran ternak, pembakaran lahan, dan sisa-sisa pertanian menghasilkan gas metana.
2. Sampah
Sampah plastik dan sampah organik menjadi kontributor terbentuknya gas metana. Sampah plastik yang dibuang sembarang dan dibakar juga menyebabkan gas metana.
3. Energi
Pemanfaatan bahan bakar fosil dan BBM menyebabkan konsentrasi gas karbondioksida naik.
Dampak Efek Rumah Kaca
- Hewan dan Tumbuhan
Beberapa hewan bisa mengalami kekurangan populasi, hingga akhirnya punah. Beberapa hewan akan menghindar dari iklim dan cuaca yang tidak menentu akibat pemanasan global, seperti bermigrasi ke arah kutub atau pegunungan. Sementara itu tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya. Beberapa tumbuhan bisa mati jika cuaca terlalu panas.
- Kesehatan Manusia
Perubahan cuaca membuat banyak wabah penyakit dan virus mudah berkembang. Contohnya, nyamuk yang membawa parasit malaria bisa menularkan ke manusia.
- Pertanian
Perubahan iklim mengakibatkan curah hujan untuk pertanian tidak menentu. Tanaman pangan dan hutan bisa mati karena kekurangan air, serangga, dan berbagai penyakit akibat perubahan iklim
- Tinggi air laut bertambah
Meningkatnya suhu air laut dapat mencairnya gunung es di Kutub utara dan selatan menyebabkan naiknya permukaan air laut. Kenaikan air laut bisa menyebabkan penyempitan pulau bahkan pulau-pulau kecil berpotensi menghilang.
- Suhu permukaan Bumi naik
Naiknya suhu air laut menyebabkan perubahan pola iklim curah hujan dan intensitas badai. Perubahan iklim ini dapat meningkatkan krisis air bersih.
Mengurangi efek rumah kaca
1. Menggunakan energi listrik secukupnya. Caranya dengan mematikan lampu dan mencabut alat elektronik dari sumber listrik.
2. Menghemat sumber energi fosil. Contohnya mengganti bahan bakar transportasi massal dengan bahan ramah lingkungan. Selain minyak bumi, gas bumi, dan batu bara, energi bisa dihasilkan dari tenaga nuklir, tenaga air, tenaga angin untuk pembangkit tenaga listrik, energi surya dan energi listrik.
3. Mengurangi penggunaan air minum dalam botol kemasan.
4. Mengurangi penggunaan sedotan plastik dan wadah plastik.
5. Menggunakan bahan yang bisa didaur ulang misal dari kain dan kertas.
6. Pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos.
7. Pisahkan sampah organik dan anorganik untuk didaur ulang.
8. Kurangi penggunaan kertas. Misal membeli buku bekas, memakai kertas bekas, atau jika ingin mencetak bisa bolak-balik.
9. Memakai sepeda untuk jarak dekat daripada kendaraan bermotor.
10. Memakai kendaraan umum untuk mengurangi polusi.