Pesawat Cargo milik Smart Air dengan nomor penerbangan PK-SNN mengalami kecelakaan di Bandara Aminggu Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. Kecelakaan tersebut menewaskan pilot pesawat.
Dilansir dari Antara, kecelakaan terjadi pada Senin pagi (25/10) sekitar pukul 07.20 WIT. Pesawat tersebut hanya membawa muatan cargo dari Timika, kata Kompol Punia. Tidak ada penumpang dalam pesawat tersebut.
Kapolres Puncak Kompol Nyoman Punia saat membenarkan adanya insiden tersebut. Pilot bernama Kuntardi meninggal setelah sempat dievakuasi ke Puskesmas Ilaga. Sementara itu, co-pilot Egie kondisinya sadar, namun masih dirawat di Puskesmas setempat.
Kepala Bandara Aminggaru Ilaga Herman Sujito mengatakan kecelakaan tersebut diduga akibat kabut yang memang pagi tadi terlihat menyelimuti bandara.
"Karena insiden tersebut, saat ini operasional bandara ditutup sementara karena masih dilakukan pembersihan," kata Herman Sujito, seperi dikutip dari Antara.
Kecelakaan pesawat kerap terjadi di Papua, karena sjeumlah faktor terutama karena kondisi geografis.
Pada pertengahan September lalu, pesawat Rimbun Air bernomor penerbangan PK OTW yang sempat menghilang ditemukan dalam kondisi hancur dengan jarak 5 sampai 6 kilometer dari Bandara Bilogai, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Pesawat tersebut ditemukan berada di ketinggian 2.400 meter. Rencananya, badan pesawat akan dievakuasi lewat jalan darat. Kecelakaan tersebut menewaskan pilot Hj. Mirza, co-pilot Fajar, dan teknisi Iswahyudi.
Menurut data Kementerian Perhubungan, selama kurun waktu 2007-2013, terdapat 28 insiden jatuhnya pesawat.
Salah satu yang paling fatal adalah jatuhnya pesawat jenis Casa 212-200 milik Polri di Kabupaten Sarmi, Papua pada Februari 2005. Kecelakaan pesawat tersebut menewaskan 15 orang.
Berdasarkan analisa Kemenhub, ada beberapa faktor yang menyebbakan seringnya kecelakaan di wilayah Papua, seperti faktor manusia, pesawat,bandara, lingkungan dan teknik penerbangan.