Presiden Joko Widodo resmi menunjuk Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI. Ia masih harus menunggu restu DPR sebelum resmi menduduki jabatan tertinggi komando militer itu. Seperti apa perjalanan karirnya?
Jenderal TNI Andika Perkasa lahir di Bandung pada 21 Desember 1964. Ia merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1987 yang sebelum menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), pernah menduduki jabatan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Andika Perkasa memang punya pendidikan dan karir yang moncer. Ia lulusan terbaik di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) dan pernah mengenyam sejumlah pendidikan militer di luar negeri. Di sisi lain, Andika merupakan menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono.
Andika Perkasa mengawali kariernya sebagai perwira pertama infanteri di jajaran korps baret merah (Kopassus) Grup 2 selama 12 tahun. Setelah mendapatkan penugasan di Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) serta Mabes TNI-AD, kembali bertugas di Kopassus sebagai Komandan Batalyon 32/Apta Sandhi Prayuda Utama.
Nama Andika mulai muncul ke publik saat menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI-AD dengan pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) pada 2013. Saat Presiden Joko Widodo naik tampuk kekuasaan di 2014, Andika ikut ke Istana sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres).
Pada 2016, Andika menduduki jabatan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura, Kalimantan Barat dengan pangkat Mayor Jenderal. Dua tahun kemudian, Andika naik pangkat menjadi Letnan Jenderal dan menjadi Komandan Komando Pembina Doktrin Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklat) sebelum akhirnya menjadi Pangkostrad.
Salah satu prestasi terbesar Andika yang disebut-sebut menyita perhatian Presiden adalah kesuksesannya menggelar latihan bersama Garuda Shield antara TNI AD dan militer Amerika Serikat pada 4-14 Agustus 2021.
Garuda Shield merupakan program kolaborasi latihan militer yang dilangsungkan sejak 2009. Tahun ini, hanya AD saja yang melaksanakan latihan gabungan di bawah pimpinan Andika Perkasa.
Dalam latihan Agustus lalu, sejumlah alutsista canggih milik kedua negara ikut dilibatkan. Latihan ini mengambil tempat di Puslatpur Kodiklatad di Baturaja, Daerah Latihan Amborawang di Balikpapan, dan Makalisung di Manado.
Materinya beragam meliputi staff exercise, field training exercise (FTX), live fire exercise (LFX), aviation dan medical exercise (medex), serta Joint Combined Exchange Training (JCET), dan Garuda Airborne.
Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie sempat mengkritik Garuda Shield 2021. Ia menilai latihan bersama angkatan militer dari negara lain yang menggunakan banyak tempat berpotensi membuka informasi kepada pihak yang tidak berkepentingan. Connie juga menilai sebagai negara non-blok, keputusan untuk berkolaborasi dengan AS akan memperlihatkan kecenderungan arah kebijakan militer Indonesia.
"Jadi harus segera KSAD bikin Garuda Bear [dengan Rusia] dan Dragon shield [dengan Cina],” ujarnya kala itu.
Mengutip dokumen LHKPN, Andika menghimpun kekayaan senilai Rp 179,9 miliar dalam bentuk kas setara kas. Andika juga memiliki 20 unit aset dan bangunan yang nilainya mencapai Rp 38,1 miliar. Empat aset tanah dan bangunan di antaranya berada di Australia dan Amerika Serikat.