Dudung Abdurrachman, Musuh Besar FPI Yang Jadi Calon KSAD

Katadata
KSAD Dudung Abdurrachman
17/11/2021, 10.25 WIB

Pengangkatan Jenderal Andika Perkasa menjadi Panglima TNI ikut membawa angin segar bagi Letnan Jenderal Dudung Abdurrachman. Sebagai mantan Pangdam Jaya dan kini Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Dudung sudah mendapat konfirmasi dari Istana untuk menggantikan Andika sebagai KSAD.

Dudung Abdurrachman lahir di Bandung pada 19 November 1995. Ia menjadi Pangkostrad  sejak 25 Mei 2021. Ini jabatan strategis di tubuh TNI AD. Hampir semua Panglima TNI pernah menjadi Pangkostrad sebelum jadi TNI 1.

Nama Dudung mulai dikenal publik terutama sejak menjadi Pangdam Jaya menggantikan Letjen Eko Margiyono. Salah satu tindakannya yang paling disorot adalah saat Dudung memerintahkan anak buahnya mencopot baliho Front Pembela Islam (FPI) pada November 2020. Aksi ini bahkan juga dilakukan di markas FPI di Petamburan. Kala itu, Dudung bahkan menyerukan agar FPI dibubarkan saja jika berani macam-macam dengan TNI.

Tak pelak aksi ini memantik irisan dengan kelompok pimpinan Rizieq Shihab ini. Dalam sidang kasus tes swab RS Ummi Bogor, Rizieq sempat menyindir Dudung dan jabatan barunya sebagai Pangkostrad.

“Semoga dengan jabatan barunya [Dudung] berani mengerahkan pasukan ke pertempuran bukan ke Petamburan, khususnya Papua untuk melawan para teroris separatis,” ujar Rizieq saat membacakan pleidoi (10/6).

Baru-baru ini, Rizieq kembali menyerukan pendukungnya untuk memboikot Dudung dan Kapolda Metro Jaya Mohammad Fadil Imran. Ini terutama terkait dengan peristiwa penembakan laskar FPI oleh anggota polisi pada 7 Desember 2020.

Sikap tegas Dudung terhadap FPI inilah yang kabarnya membuat kalangan elit Istana menyukainya. Apalagi ia juga dianggap berhasil menekan angka Covid-19 di ibukota melalui kerja sama padu dengan pihak kepolisian dan pemerintah daerah.

Kendati demikian, nama Dudung sejatinya sudah mulai diperhatikan saat ia masih menjadi Gubernur Akademi Militer. Pada Februari 2020, ia membangun patung Soekarno di pelataran utama sekolah calon perwira TNI tersebut.

Sejumlah tokoh penting hadir dalam peresmian patung tersebut. Mulai dari Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, Kepala BIN Budi Gunawan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Kepala Staf Angkatan Darat Andika Perkasa, hingga AM Hendropriyono.

Konflik dengan Gatot Nurmantyo

Pada 30 September 2020, sejumlah purnawirawan jenderal dan ratusan warga sipil di bawah arahan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo melakukan ziarah di taman makam pahlawan Kalibata. Acara seremonial itu memanas ketika Komandan Kodim 0505/Jakarta Selatan, Kolonel TNI Ucu Yustiana mengingatkan rombongan untuk menjaga protokol kesehatan. Kala itu, Gatot sempat berdebat dengan Ucu. Dandim menjelaskan hanya 30 orang yang diperbolehkan memasuki area TMP untuk berziarah.

Menurut Dudung, selain berziarah para mantan jenderal itu juga punya agenda lain. Mereka mendeklarasikan kelompok Purnawirawan TNI Pengawal Kedaulatan Negara (PPKN). Padahal, purnawirawan TNI sudah punya komunitas resmi yakni Pepabri dan PPAD.

Gesekan Dudung dengan Gatot tidak berhenti sampai di situ. Pada September 2021, Gatot menuding paham komunisme sudah menginfiltrasi tubuh TNI. Ini terkait dengan hilangnya patung Mayjen Soeharto, Jenderal AH Nasution, dan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo di Museum Dharma Bakti Markas Kostrad pimpinan Dudung.

Belakangan, hilangnya tiga patung itu diketahui atas permintaan mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution. Menurut Dudung, Azmyn menemuinya untuk membongkar patung tersebut atas dasar kepercayaan religi. Kala itu, mantan Pangkostrad ke-34 itu sampai memohon agar patung-patung tersebut dibongkar. Dudung akhirnya mengabulkan permintaan Azmyn karena ia sendiri yang membuatnya.

Karir Dudung di matra Angkatan Darat memang moncer. Kini, hanya tinggal selangkah lagi Dudung menjadi orang nomor satu di TNI AD.