Mabes Polri menyelidiki potensi peretasan terhadap basis data personel Kepolisian seperti yang diklaim oleh salah satu peretas.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas), Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan penyelidikan sedang dilakukan oleh Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri.
"Masih penyelidikan, apakah ada peretasan atau tidak," ujar Rusdi kepada Katadata saat diminta konfirmasi pada Kamis (18/11).
Kabar soal peretasan data Polri pertama kali diklaim oleh akun Twitter @sonix666. Ia menyebut dirinya hacker yang telah meretas 28.000 akun masuk dan informasi pribadi kepolisian. Dalam profil akun Twitter miliknya peretas menyebut dirinya tergabung sebagai anggota peretas dari "theMx0nday".
Ini komplotan yang sama dengan peretas Situs Pusat Malware Nasional dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Peretas mengatakan tindakan ini dilakukan karena peretas tidak mendukung pemerintah dan bagaimana memperlakukan rakyat. Peretas juga menulis beberapa pernyataan yang bersifat menghina pemerintahan negara.
"Kebocoran ini mengandung informasi pribadi dan kredensial dari pekerja polri dan orang-orang terlibat dengan mereka," tulis peretas melalui akun Twitternya.
Pada akhir Oktober lalu lembaga pemerintah lain yakni BSSN mengalami peretasan berupa metode perusakan atau deface. Serangan deface yang menimpa BSSN juga pertama kali terungkap lewat akun Twitter @son1x777. Pengguna Twitter ini mengunggah gambar yang menampilkan situs www.pusmanas.bssn.go.id dibobol oleh peretas itu bernama "theMx0nday".
Saat itu, akun @son1x777 mencuit bahwa peretasan hanya bertujuan mengirim pesan. Serangan siber deface ini juga sebagai balasan dari peretas Brasil karena hacker Indonesia pernah membobol situs pemerintah mereka.