Cek Fakta: Benarkah Vaksin Covid-19 Dapat Picu Kelainan Genetik Bayi?

AstraZeneca
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Penulis: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing
19/11/2021, 15.48 WIB

Berbagai merek vaksin Covid-19 telah tersedia di dunia. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bahkan telah memberi izin pemakaian darurat (EUA) ke 10 merek, yaitu Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Janssen, CanSino, Sputnik V, Zifivax, dan Covovax. 

Di saat yang sama, kabar keliru soal vaksin virus corona terus beredar di masyarakat. Pekan ini, sebuah unggahan di Facebook menyebut vaksin jenis messenger ribonucleic acid atau mRNA menyebabkan kelainan genetik pada bayi. Penulis unggahan mendapatkan informasinya dari sebuah video pada saluran media asal Turki, Beyaz TV, melalui platform Youtube.

Dalam video itu, seorang politisi bernama Fatih Erbakan menunjukkan gambar tiga bayi cacat yang berbeda-beda. Sifulan, pemilik akun Facebook, menulis kelainan genetik ini terjadi karena ibu dari bayi disuntik vaksin. Secara spesifik tertulis jenis vaksinnya mRNA, yaitu Pfizer dan Moderna.

Penelusuran Fakta

Hasil penelusuran Cek Fakta Katadata.co.id menunjukkan informasi yang disebarkan Sifulan adalah hoaks. YouTube bahkan sudah menghapus video Beyaz TV ini sejak awal diunggah, karena menyebarkan misinformasi. 

Dalam video tersebut Erbakan menyebut vaksin mRNA adalah gene therapies yang dapat mengubah genom manusia. Untuk menegaskan teorinya, ia menunjukkan tiga bayi dengan kelainan genetis yang disebabkan oleh vaksin.

Foto pertama adalah seorang bayi yang terlahir dengan ekor. Foto ini ternyata sudah beredar di internet sejak 2009, sebagai hasil karya manipulasi digital Larry Dunstan. 

Ia mengunggah foto bayi berekor itu ke laman sciencephoto.com, bahkan sekarang sudah diakses dari laman stok foto Alamy. Dunstan adalah seniman yang fokus berkarya di bidang manipulasi tubuh manusia secara digital.

Kedua, foto bayi penuh rambut di sekujur tubuhnya, terutama di punggungnya. Foto ini diambil oleh Shariq Allaqaband dari Cover Asia Press pada 2013 dan digunakan oleh banyak media, salah satunya DailyMail.com

Bayi ini lahir di Maharashtra, India pada 2013 dengan kondisi werewolf syndrome atau lebih dikenal dengan hipertrichosis. Dilansir dari Alodokter, penyebab hipertrichosis masih belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga hal ini dapat terjadi karena mutasi genetik yang merangsang pertumbuhan rambut secara berlebihan.

Foto ketiga yang ditunjukkan Erbakan memperlihatkan bayi dengan enam anggota tubuh. Foto ini juga berasal dari India dan sudah tersebar sejak 2016. 

Laman India.com menjelaskan foto ini sebagai dua anak kembar dengan dua kepala, dua pasang lengan, dan sepasang kaki yang terpisah tapi terhubung dalam satu badan. Kedua anak kembar, laki-laki dan perempuan ini lahir di pada Juni 2016.

Ketiga foto ini tidak memiliki hubungan dengan vaksin maupun virus Covid-19, sebab ketiga bayi ini lahir sebelum virus Covid merebak di Wuhan, Cina. 

Adapun kelainan genetik yang dialmai bayi kedua dan ketiga tidak disebabkan oleh obat-obatan ataupun vaksin. Keduanya memang terlahir dengan kelainan genetik tersebut.

Ilustrasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19. (ANTARA FOTO/Rahmad/foc.)

Cara Kerja Vaksin mRNA

Vaksin berbasis inactivated virus seperti Sinovac memiliki cara kerja yang berbeda dengan vaksin berbasis mRNA. 

Mengutip dari Alodokter, Sinovac bekerja dengan menginjeksi virus Covid-19 yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh manusia. Setelah disuntikkan, virus ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus Covid-19. 

Sedangkan vaksin Pfizer dan Moderna tidak menggunakan virus yang sudah dilemahkan, tapi materi genetik yang direkayasa agar menyerupai virus Covid-19 dalam bentuk mRNA (messenger RNA). 

Vaksin ini akan menginstruksikan sel tubuh untuk membuat spike protein, yaitu protein yang menyusun permukaan virus Covid-19. Setelah sel membuat salinan protein, materi genetik dari vaksin akan dihancurkan. 

Sel tubuh kemudian akan menyadari bahwa seharusnya tidak ada protein tambahan dalam sel. Untuk itu, sel akan membangun berupa limfosit T dan limfosit B. 

Limfosit B adalah bagian dari sel darah putih yang berfungsi memproduksi antibodi untuk menyerang virus, sementara limfosit T akan menyerang sel tubuh yang sudah terpapar virus. 

Sel memori dalam limfosit kemudian akan mengingat penyebab infeksi virus sehingga bila virus datang lagi ke sel tubuh di kemudian hari, tubuh bisa memberi respons perlawanan yang lebih cepat. 

Vaksin berbasis mRNA tidak mempengaruhi komponen genetik atau DNA tubuh manusia, sebab vaksin ini bekerja sampai organel sitoplasma, yaitu cairan sel. 

Ketika mRNA berhasil masuk ke dalam sitoplasma, sel kemudian memproduksi protein Coronavirus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. DNA manusia sendiri berada dalam nukleus sel, bagian inti sel yang tidak dapat dimasuki oleh mRNA.

Kesimpulan

Kabar tentang vaksin Covid-19 berjenis mRNA dapat menyebabkan kelainan genetik pada bayi yang baru adalah keliru. Bukti, berupa foto dan video yang disebut pada unggahan tersebut tidak valid, bahkan ada yang merupakan rekayasa digital.

Vaksin mRNA tidak mempengaruhi komponen genetik tubuh manusia. Penggunaannya sudah dalam pengawasan dan persetujuan BPOM. 

Reporter: Amelia Yesidora

Konten cek fakta ini kerja sama Katadata dengan Google News Initiative untuk memerangi hoaks dan misinformasi vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia.