Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mewanti-wanti agar para pengusaha tetap menerapkan protokol kesehatan untuk memulihkan kepercayaan publik terutama di pusat-pusat perbelanjaan.
Menparekraf Sandiaga Uno optimistis ekonomi dan sektor ritel akan pulih. Selain itu, Sandi melihat ada sinyal-sinyal positif dengan transformasi ekonomi. Namun, ia juga menegaskan agar kegiatan berbelanja tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Memang merupakan suatu tantangan yang besar, tapi tidak perlu kita rambut menjadi putih, muka menjadi keriput, dompet menjadi menciut, tapi kita harus justru cari solusi strategis," ujar Sandi dalam pidato pembukaan Rapat Kerja Nasional Hippindo pada Jumat (10/12).
Lebih lanjut, Sandi mengatakan agar integrasi dengan aplikasi PeduliLindungi tetap diterapkan. Menurut Sandi, penggunaan PeduliLindungi masih sedikit dan bahkan kepatuhan penggunaanya mengalami penurunan.
Sandi berpesan agar penggunaan PeduliLindungi dapat dipastikan menjadi kebiasaan baru terlebih saat ini akan memasuki masa Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Industri pariwisata dan ekonomi kreatif tentu akan bangkit dan akan menjadi tulang punggung ekonomi," ujar Sandi.
Pemerintah terus mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan menggelontorkan bantuan tunai sebesar Rp 1,8 juta kepada pelaku di sektor pariwisata. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bantuan akan diberikan kepada pelaku bidang pariwisata, bantuan produktif atau bantuan tunai Rp 600.000 untuk tiga kali pembayaran.
Menurut Sri Mulyani, target penerima, kriteria, dan lokasi penerima akan ditetapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Dana bantuan tersebut berasal dari pos anggaran PEN. Namun, Bendahara Negara tersebut tidak menjelaskan secara rinci total anggaran yang dialokasikan.
"Ini diharapkan membantu sektor-sektor yang alami pukulan sangat dalam akibat Covid-19 yaitu pariwisata," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (17/11).
Sebelumnya, Sandi memperkirakan, hampir 2 juta orang terancam kehilangan pekerjaan di sektor pariwisata karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Pandemi Covid-19 juga melumpuhkan tulang punggung perekonomian Bali.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ekonomi provinsi tersebut mengalami kontraksi hingga minus 9,85 persen pada 2020. Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) turun hingga 83,26% dari 6,2 juta pada 2019 menjadi hanya 1 juta pada 2020.
Pukulan terhadap pariwisata Bali bertambah keras tatkala gelombang Covid-19 kembali melonjak akibat varian Delta. Berdasarkan data BPS, hanya ada 803.378 wisman yang datang ke Indonesia sepanjang semester I-2021. Jumlah itu menyusut 74,33% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 3,13 juta kunjungan.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memperparah angka kunjungan ke Bali. Ini tercermin dari nihilnya kunjungan wisman ke Bali pada Juli 2021. Tercatat wisman ke Bali hingga Juli 2021 total hanya sebanyak 43 kunjungan, turun 99,99% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 1.069.181 kunjungan.