Gempa Susulan di Laut Flores Capai 663 Kali, Frekuensinya Menurun

Pixabay
Ilustrasi gempa
Penulis: Lavinda
18/12/2021, 08.05 WIB

Gempa bumi susulan atau aftershock yang terjadi pasca-gempabumi magnitudo 7,4 di Flores Timur pada Selasa (14/12) lalu hingga Jumat (17/12) telah mencapai 663 kali. Gempabumi susulan merupakan fenomena yang lazim setelah terjadi gempa bumi besar.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, rentetan gempa bumi susulan itu menunjukkan tren penurunan, baik intensitas maupun frekuensi. Namun, masyarakat diminta untuk tetap waspada.

“Sudah 663 kali gempa susulan, frekuensinya sudah menurun. Masyarakat diharapkan tidak terlalu khawatir, tapi tetap waspada. Itu merupakan fenomena yang lazim terjadi setelah terjadi gempa bumi besar,” ujar Daryono dalam keterangan tertulis, Jumat (17/12).

Sebelumnya, gempa bumi yang berpusat di 7.59 LS dan 122.24 BT itu dirasakan kuat oleh masyarakat di 18 kabupaten di tiga provinsi, meliputi sembilan wilayah di Nusa Tenggara Timur, tiga wilayah di Sulawesi Selatan dan enam wilayah di Sulawesi Tenggara.

Gempa yang diikuti adanya peringatan dini tsunami itu juga membuat sebagian warga di Kabupaten Kepulauan Selayar trauma. Pasalnya, warga teringat tentang gempa kuat yang terjadi pada 12 Desember 1992, dan memicu terjadinya gelombang tsunami yang juga berdampak di wilayah tersebut.

Pada 1992, Pulau Flores mengalami tsunami akibat gempa berkekuatan 7,8 SR dan menelan korban 2.500 jiwa meninggal. Berikut data deretan bencana tsunami yang pernah terjadi di Indonesia:

"Faktor psikologis ini menimbulkan kekhawatiran warga, sehingga sebanyak 5.064 jiwa memilih mengungsi ke lokasi yang lebih aman," katanya.

Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Selayar, hingga hari ini, beberapa warga masih memilih tinggal di tenda-tenda darurat yang dibangun menggunakan terpal.

Dengan adanya hasil pemeriksaan gempa susulan dari BMKG tersebut, diharapkan masyarakat terdampak tidak terlalu khawatir dan optimis kondisi segera pulih. Seiring dengan peluruhan energi pasca-gempa, diharapkan seluruh aktivitas masyarakat dapat segera kembali seperti semula.