Penularan Covid-19 varian Omicron terus meningkat di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Kasus di dalam negeri terus meningkat terutama di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Banten.

Bahkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan kasus harian corona bisa meningkat lebih dari tiga kali lipat dari puncak Delta. Hal ini bisa terjadi apabila masyarakat tak berhati-hati.

Lalu apa yang terjadi usai seorang pasien tertular varian teranyar itu?

Dikutip dari The Guardian, Rabu (2/2), berikut sejumlah penjelasan terkait infeksi Omicron.

Jika sudah terinfeksi Omicron, apakah saya berisiko kembali tertular Omicron atau varian Covid-19 lainnya?

Seseorang mungkin untuk tertular virus corona lebih dari sekali. Reinfeksi Covid-19 tersebut dapat meningkatkan perlindungan. Meski begitu, belum jelas berapa lama perlindungan itu akan bertahan.

Pimpinan teknis Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia Dr Maria Van Kerkhove mengatakan lonjakan kasus Omicron terjadi karena ada potensi immune escape dalam tubuh. “Ini berarti orang dapat terinfeksi kembali jika mereka telah terinfeksi sebelumnya, atau mereka telah divaksinasi,” kata Van Kerkhove.

Ia mengatakan, vaksin tidak mencegah infeksi Covid-19. Namun, vaksin sangat efektif untuk mencegah penyakit parah dan kematian. "Jadi tetap sangat penting untuk divaksinasi karena itu akan menyelamatkan hidup," ujar dia.

Berapa lama perlindungan dari infeksi alami bertahan?

Virolog dari Kirby Institute Prof. Stuart Turville mengatakan penyebaran Omicron baru terjadi sekitar beberapa bulan. Untuk itu, masih terlalu dini untuk memperkirakan risiko infeksi ulang atau berapa lama perlindungan dari infeksi berlangsung.

"Kami hanya mengacu pada penelitian yang sudah ada terkait varian sebelumnya," ujar dia.

Penelitian dari Qatar pun menunjukkan adanya reinfeksi pada orang yang telah terpapar corona sebelumnya. Penelitian itu menunjukkan, infeksi sebelumnya memberikan perlindungan yang kuat, yaitu sekitar 90% pada orang yang tertular Alpha, Beta, atau Delta.

Sementara, perlindungan dari Omicron sebesar 56%. “Meskipun perlindungan Omicron lebih rendah, itu masih cukup besar di hampir 60%,” ujar dia.

Namun, belum jelas berapa lama perlindungan ini berlangsung. Durasi perlindungan akan bergantung pada sejumlah faktor, seperti vaksinasi, jarak waktu vaksinasi, dan sebagainya.

Jika saya tertular Delta tahun lalu dan sudah divaksinasi lengkap, apakah saya aman dari Omicron?

Turville mengatakan tim penelitinya masih memeriksa orang yang terinfeksi Delta pada akhir 2020 dan seterusnya. Hal ini untuk melihat bagaimana antibodi mereka bertahan setelah vaksinasi.

“Jika Anda terinfeksi dan kemudian divaksinasi dengan dua dosis AstraZeneca atau Pfizer, respons imun akan sangat mirip dengan tiga dosis Pfizer,” katanya.

Namun, hal ini terjadi apabila orang tersebut memiliki respons yang baik terhadap virus. Jika pada infeksi pertama mengalami gejala ringan, ia akan memiliki respons imun yang lebih rendah. Sedangkan, orang yang telah terinfeksi dan memiliki gejala berat akan memiliki respons yang lebih baik.

Saya sudah mendapat dua dosis vaksin dan saya tertular Covid. Apakah masih membutuhkan booster?

Seseorang bisa mendapatkan booster setelah sepenuhnya pulih dari Covid-19. Pemerintah Australia, NSW Health menyatakan, vaksin booster dalam jangka pendek dapat memperkuat perlindungan hingga 86% terhadap infeksi ulang dan 98% terhadap penyakit serius.

Kelompok penasihat ahli independen tentang vaksinasi asal Australia (Atagi) mengatakan hal yang sama. “Vaksinasi dapat dilakukan setelah pulih dari Covid-19”," bunyi keterangan mereka.

Atagi juga menurunkan jangka waktu maksimum vaksinasi setelah infeksi Covid dari enam bulan menjadi empat bulan. Perubahan ini dilakukan mengingat risiko reinfeksi Covid-19 varian Omicron meskipun seseorang telah terinfeksi Delta.

Reporter: Rizky Alika