Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menjadi tiga nama terkuat dalam kandidat calon presiden (Capres), jika Pemilihan Umum digelar Februari 2022. Ketiga nama ini mencuat dalam berbagai simulasi pada survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI), baik bersanding dengan 33 nama, 19 nama, dan tujuh nama kandidat lain.
Dalam simulasi 33 nama, Prabowo menempati posisi teratas dengan 21,9% dukungan. Kemudian Ganjar 19,8% dan Anies 16,4%.
Begitu juga pada simulasi 19 nama. Prabowo, Ganjar, dan Anies kembali menempati tiga peringkat tertinggi dengan dukungan masing-masing 22,4%, 20,6%, dan 17,2%.
Simulasi 19 nama tersebut juga memunculkan dua nama populer lainnya, yaitu Ridwan Kamil sebesar 6,1% dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 5,1%.
Perubahan komposisi urutan terjadi ketika dilakukan simulasi dengan tujuh nama kandidat. Posisi Ganjar menempati peringkat pertama dengan 27,6%, terpaut 0,2% dibandingkan Prabowo yang mendapatkan 27,4%. Sedangkan Anies mendapatkan dukungan 22% responden.
“Prabowo tidak pernah pasang baliho, tidak pernah pencitraan di televisi, tapi masih dapat 27% dalam simulasi 7 nama. Tapi perolehan Prabowo di 2019 sebesar 44,5%. Jadi sudah turun hampir setengah suara Prabowo yang pindah ke lain,” jelas Direktur Eksekutif IPI, Burhanuddin Muhtadi, Senin (4/4).
Soal kans dalam Pilpres 2024, Burhanuddin menerangkan bahwa kondisi Prabowo yang jauh dari radar publik, bisa meningkatkan risiko penurunan elektabilitas.
“Kalau tidak, ada dua nama, yaitu Ganjar dan Anies yang punya potensi untuk menyalip Prabowo kalau terlalu di belakang layar. Karena bagaimana pun, urusan publik membutuhkan sosialisasi ke masyarakat,” kata Burhanuddin.
Selain elektabilitas capres, IPI juga melakukan survei terhadap simulasi terhadap pasangan kandidat capres dan cawapres. Dalam simulasi tiga pasangan, Ganjar Pranowo – Erick Thohir memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 32,2%. Kemudian Prabowo-Erick Thohir di urutan kedua dengan 31,8%, dan terakhir disusul Ganjar-Airlangga 29,7%.
Menurut Burhanuddin, hasil survei menunjukkan bahwa peran kandidat capres tidak terlalu menonjol atau dominan, maka peran calon wakil presiden (cawapres) menjadi krusial dalam meningkatkan elektabilitas. “Artinya, meskipun ada sumbangan dari cawapres, tapi cawapres sumbangannya belum terlalu maksimal,” jelasnya.
Dari seluruh simulasi, dapat disimpulkan pula bahwa tidak ada pasangan capres dan cawapres yang memiliki persentase di atas 50%. “Kecuali Prabowo menggandeng Ganjar, 51,1%. Kenapa? Karena Prabowo lemah di Jateng (Jawa Tengah) dan Jatim (Jawa Timur), sementara Ganjar kuat di Jateng,” kata Burhanuddin.
“Tapi pertanyaannya, apa mau Ganjar menjadi wakilnya Prabowo, sementara punya potensi menang?” Lanjutnya.
Survei IPI digelar secara nasional pada 11 – 21 Februari 2022, dengan melakukan wawancara langsung kepada 1.200 responden berusia 17 tahun ke atas, di seluruh Indonesia. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling, dengan asumsi metode simple random sampling, serta memiliki toleransi kesalahan sekitar 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.