Menakar Keunggulan Investasi Emas dan Dinar

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp.
Penulis: Sahistya Dhanesworo - Tim Riset dan Publikasi
4/4/2022, 16.16 WIB

Emas tidak hanya populer sebagai perhiasan tetapi juga bisa menjadi alternatif investasi menguntungkan. Sejauh ini, emas merupakan pilihan investasi yang terbilang aman terutama untuk investor pemula.

Berdasarkan riset Katadata Insight Center (KIC) bekerja sama dengan Stockbit diketahui, investasi emas menjadi pilihan investasi favorit di Indonesia. Pasalnya, 60,2 persen responden memilih emas. Lainnya, 33,2 persen menjawab tanah, dan 26,4 persen responden memiliki investasi di bidang bisnis. Adapula reksadana yang turut menjadi favorit publik pada ururtan keempat dengan dukungan 24,8 persen responden.

Temuan dari survei KIC membuktikan bahwa investasi tradisional tetap populer di kalangan investor Indonesia. Hal ini terbukti, hanya ada satu investasi digital yang masuk ke dalam lima teratas daftar investasi tadi, yaitu reksadana.

Emas banyak dilirik investor, termasuk investor pemula, lantaran instrumen ini termasuk investasi low risk sebab pergerakannya mengikuti inflasi. Semakin tinggi laju inflasi, semakin naik pula harga emas. Investasi emas juga kian mudah diakses sejalan menjamurnya platform yang menawarkan program tabungan emas.

Selain emas batangan, dinar emas juga dapat menjadi pilihan investasi logam mulia. Popularitas koin dinar menanjak beberapa tahun belakangan sebagai alternatif investasi. Meski serupa, terdapat perbedaan kelebihan dan kekurangan di antara emas dan dinar.

Kelebihan yang ditawarkan emas meliputi kemudahan pencairan yang artinya emas mudah dijual ketika kita membutuhkan uang cepat. Emas juga dapat menjadi aset lindung nilai dari ketidakpastian ekonomi karena pergerakan harganya stabil.

Kelebihan lain, harga emas cenderung terus naik karena permintaannya tetap tinggi meski pasokan semakin terbatas. Terakhir, stabilitas harga emas menjadikannya cocok untuk diversifikasi investasi.

Pada sisi lain, ada beberapa kekurangan dari investasi emas, misalnya risiko kehilangan dan butuh tempat penyimpanan yang aman, ketiadaan passive income karena emas tidak menawarkan dividen, dan kenaikan harga yang lambat sehingga tidak cocok untuk mereka yang berorientasi investasi jangka pendek.

Adapun, untuk koin emas dinar, kelebihan yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan emas batangan. Contohnya, stabilitas dan harga yang cenderung naik, kemudahan penjualan atau pencairan bahkan dengan harga cukup tinggi di kalangan pengguna dinar, serta bisa menjadi alat tukar di beberapa negara meski tak populer di Indonesia.

Namun, dinar memiliki kekurangan serupa dengan emas, yaitu perlu tempat penyimpanan, lambatnya kenaikan harga, dan ketiadaan deviden.

Ada dua kekurangan lain dari dinar sebagai alat investasi, yaitu harga produksi dinar yang lebih tinggi 3 persen sampai lima persen dibandingkan dengan emas dengan berat yang sama. Belum lagi, adanya pajak 10 persen oleh pemerintah karena dinar dianggap perhiasan.