Nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kembali menjadi tiga nama dengan elektabilitas tertinggi untuk menjadi presiden pada Pemilihan Umum (pemilu).
Kali ini, ketiganya selalu menempati urutan tiga besar pada survei Charta Politika Indonesia di Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Timur.
Ganjar mendapatkan elektabilitas tertinggi di dua provinsi, yaitu Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun berada di posisi kedua di bawah Prabowo untuk Kalimantan Timur. Sedangkan Anies berada di posisi tiga untuk ketiga provinsi.
Di Jawa Tengah, dengan 10 nama yang diajukan pada survei, Ganjar memperoleh elektabilitas paling dominan dengan mendapatkan 70% dukungan responden. Prabowo di posisi kedua memperoleh 9%, dan Anies dengan 7% di posisi ketiga.
"Untuk elektabilitas calon Presiden, nama Ganjar Pranowo unggul jauh dari nama-nama lainnya," jelas Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya dalam rilis hasil survei pada Kamis (14/4).
Selain tiga tokoh tersebut, di Jawa Tengah tokoh lainnya tak ada yang mendapatkan lebih dari 5%. Secara berurutan ada Sandiaga Uno (3%), Puan Maharani (1,8%), Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (1,5%), Ridwan Kamil (1,3), Khofifah Indar Parawansa (0,8), Erick Thohir (0,4), dan Airlangga Hartarto (0,4%). Sisanya sekitar 4,8% responden belum menentukan pilihan.
Meski mayoritas warga di Jawa Tengah sudah menentukan pilihan pada Ganjar, tetapi banyak yang belum mengetahui bahwa pelaksanaan Pemilu akan digelar pada 2024.
"Tingkat pengetahuan masyarakat Jawa Tengah terhadap pelaksanaan pemilihan umum tahun 2024 masih tergolong kecil diangka 56.0%," ucap Yunarto.
Untuk di NTT, Ganjar memperoleh elektabilitas 27,6%, unggul sekitar 6% dari Prabowo yang memperoleh 21,5% di posisi kedua. Pada posisi ketiga Anies memperoleh elektabilitas 9,6%.
Selanjutnya secara berurutan adalah Puan (7,9%), AHY (4,6%), Sandiaga (4,0%), Airlangga (2,6%), Ridwan Kamil (1,3%), Erick Thohir (1,1%), dan terakhir Khofifah (0,4%).
Menariknya, di NTT jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan masih cukup tinggi, mencapai 19,4%. Hal ini sejalan dengan tingkat pengetahuan masyarakat NTT yang mengetahui pelaksanaan pemilu digelar 2024. Masih ada 45,8% responden yang mengaku belum tahu pemilu digelar pada 2024,
“Dalam pengetahuan pelaksanaan pemilihan umum, masyarakat Nusa Tenggara Timur tergolong masih sedikit, yakni berada di 54,3%,” kata Yunarto.
Beralih ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Di sini Prabowo memperoleh elektabilitas tertinggi dengan 29,3%. Diikuti Ganjar dengan 19,9%, dan Anies yang berada tipis di bawahnya dengan 18,4%.
Adapun tokoh-tokoh lain di Kaltim secara berurutan adalah Sandiaga (6,8%), AHY (5,6%), Erick Thohir (2,8%), Ridwan Kamil (2,6%). Puan Maharani (1,3%), Airlangga (0,6%), serta Khofifah (0,3%). Sementara jumlah yang belum menentukan pilihan mencapai 12,6%.
Sebanyak 65.1% masyarakat Kalimantan Timur mengetahui pelaksanaan Pemilu 2024 akan dilakukan serentak, dan 34,9% mengaku belum tahu.
"Angka ini masih rendah apabila dibandingkan dengan tingkat pengetahuan daerah lain yang sudah berada di atas 70%," jelas Yunarto.
Untuk melakukan penelitian ini, Charta Politika Indonesia menggunakan metode multistage random sampling dengan wawancara tatap muka.
Pengambilan sampel di Jawa Tengah dilakukan pada 14-19 Februari 2022 kepada 1090 responden, dengan margin of error kurang lebih 2.97%.
Sementara penelitian di NTT dan Kalimantan Timur, pengambilan sampel dilakukan pada 4-12 Maret 2022 kepada 800 responden di masing-masing provinsi, dengan margin of error sekitar 3,4%.
Simak juga survei capres lainnya: