Hindari Penipuan Online, Jangan Asal Transfer Sehabis Belanja

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp
Penulis: Sahistya Dhanesworo - Tim Riset dan Publikasi
29/4/2022, 09.11 WIB

Aktivitas belanja online menunjukkan tren peningkatan seiring dengan perkembangan teknologi digital, baik untuk kegiatan jual-beli maupun pembayaran. Kecenderungan berbelanja secara daring juga semakin menguat akibat pandemi Covid-19 lantaran aktivitas luring lebih terbatas. 

Berdasarkan laporan SIRCLO dan Ravenry pada 2020 yang bertajuk “Navigating Indonesia’s E-Commerce: Omnichannel as the Future of Retail” diketahui, hampir 75 persen masyarakat Indonesia lebih memilih belanja daring daripada luring. 

Laporan tersebut juga menunjukkan 17,5 persen masyarakat yang sebelumnya belanja secara daring mulai mencoba belanja daring. SIRCLO mencatat terjadi peningkatan belanja secara daring sebesar 11 persen.

Sementara itu, berdasarkan laporan Digital 2022 oleh Hootsuite dan We Are Social Indonesia menjadi negara dengan frekuensi belanja daring tertinggi ke-11. Berdasarkan survei, 60,6 persen netizen Indonesia dengan rentang usia 16 tahun hingga 64 tahun berbelanja via daring setiap pekannya. Produk-produk yang terbanyak dibeli meliputi makanan, skincare, perawatan pribadi, video game, barang elektronik, dan perabotan. 

Meskipun, terkesan mudah dan nyaman, bukan berarti belanja online minim akan risiko. Beberapa hal yang rentan ditemui misalnya penipuan, salah alamat, kerusakan saat pengiriman, hingga penyalahgunaan data konsumen

Terkait penipuan, Kominfo menyebut menerima laporan penipuan daring sebanyak 495 kasus sepanjang 2022. Pada tahun 2021, laporan yang diterima sebanyak 115.756. Sementara pada 2020 jumlah laporan mencapai 167.675 menurut juru bicara kominfo Dedy Permadi kepada sejumlah media. 

Salah satu upaya Kominfo dalam mewujudkan keamanan bagi konsumen online yakni dengan merilis situs cekrekening.id. Situs ini dibuat khusus untuk pengecekan nomor rekening bank serta pengumpulan database rekening bank yang diduga terindikasi tindak pidana transaksi elektronik. 

Keberadaan cekrekening.id juga bertujuan meningkatkan kepercayaan publik untuk berbelanja online. Beberapa jenis rekening yang dapat dilaporkan antara lain yang terindikasi penipuan, investasi palsu, narkotika, terorisme, dan kejahatan lainnya.

Penggunaan situs tersebut terbilang mudah. Pengguna hanya perlu mengakses situs cekrekening.id, pada halaman muka pengguna akan ditunjukkan tiga opsi, yakni periksa Rekening, Daftarkan Rekening, dan Laporkan Rekening. Pengguna hanya perlu klik opsi sesuai tujuan dan memasukkan nomor rekening serta nama bank yang hendak ditelusuri.

Sementara terkait keamanan data konsumen, Kominfo juga mengingatkan masyarakat agar tidak langsung membuang label berisi alamat, nomor telepon, dan data lain yang biasa ditempelkan pada barang pesanan online. Masyarakat dihimbau untuk merusak label dengan cara menggunting menjadi potongan kecil agar data-data tersebut tidak terbaca.

Kenyamanan dan keamanan dalam berbelanja daring menjadi hal yang perlu diwujudkan mengingat besarnya potensi ekonomi digital yang dimiliki Indonesia. Dilansir laman Kemenkeu.go.id nilai transaksi e-commerce Indonesia berhasil mencapai Rp401,25 triliun dengan volume transaksi sebesar 1,73 miliar. 

Sementara merujuk pada laporan yang disusun oleh Google bersama Temasek dan Bain, nilai transaksi e-commerce Indonesia mencapai USD 70 miliar pada 2021 dan diproyeksikan naik menjadi US$146 miliar pada 2025.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Mira Tayyiba dalam Forum Ekonomi Merdeka, (28/2/2022) mengungkapkan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia menguat seiring pesatnya perkembangan teknologi. 

Penggunaan virtual reality, artificial intelligence, dan kehadiran metaverse adalah beberapa contohnya. Annual growth rate dari ekonomi digital diperkirakan mencapai 18 persen setiap tahun, dan pada 2030 nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$330 miliar.

Melihat besarnya potensi ekonomi digital Indonesia, diperlukan kesiapan sumber daya manusia untuk dapat memaksimalkan potensi tersebut. Dalam hal ini, peningkatan literasi digital mutlak diperlukan. Edukasi masyarakat mengenai perekonomian digital merupakan salah satu misi yang dilakukan Kominfo melalui Gerakan Nasional Literasi Digital.

Lebih jauh seputar implementasi pilar literasi digital, khususnya keamanan digital, dapat Anda simak melalui pranala info.literasidigital.id.