Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir berkomitmen menjadikan pondok pesantren (ponpes) sebagai mercusuar peradaban dan salah satu motor penggerak ekonomi umat.
Hal ini disampaikan Erick saat bersilaturahmi dengan para kiai dan alim ulama se-Pasuruan Raya, Jawa Timur, Kamis (5/5/2022).
"Kita (pemerintah dan Pesantren) dapat bersolidaritas dalam membangun Tanah Air tercinta dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi. Terutama, dalam menghadapi tantangan menuju Indonesia Emas 2045," ujar Erick di Gedung Gradika, Pasuruan.
Erick mengatakan, persatuan bangsa harus menjadi napas untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, kata dia, Kementerian BUMN telah merancang sejumlah program yang dapat dioptimalkan, khususnya oleh kalangan pesantren agar memiliki kemandirian ekonomi.
Pertama, Program BUMNU (Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama), yang dimulai dari pendirian 250 BUMNU baru tahun ini.
Erick berharap BUMNU yang didampingi BUMN dapat menjadi faktor pendorong perekonomian umat berbasis pesantren.
BUMNU merupakan program kolaborasi antara BUMN dan unit usaha di bawah NU, yang diluncurkan pada akhir Februari 2022, saat peringatan hari lahir NU ke-99.
Kedua, Program Santripreneur dan Santri Magang di BUMN. Program ini diharapkan dapat memberdayakan para santri dalam pengembangan ekosistem bisnis dan ekonomi syariah melalui perspektif ilmu fiqih yang dikuasai.
Kemudian ketiga, Program Makmur, yang dapat membina dan membantu petani maupun kalangan pesantren dalam pengembangan agribisnis.
“Dalam program ini petani mendapatkan pendampingan, akses pembiayaan dan hasilnya juga dibeli oleh BUMN," kata Erick.
Terakhir, BUMN memiliki program vokasi melalui tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) di 15 pesantren sebagai percontohan. Selain itu, ada juga program beasiswa pendidikan S2 yang dapat diikuti guru dan pengajar di pesantren.
Menurut dia, optimalisasi program-program tersebut akan berhasil jika masyarakatnya kompak dan harmonis dan tidak mudah terpecah belah oleh sentimen yang provokatif.
Keharmonisan dan persatuan warga harus dijaga karena itu adalah fondasi bangsa Indonesia untuk menjadi negara maju.
“Orang tua saya mengajarkan pentingnya karakter sejak kecil karena 'Kepandaian tanpa karakter akan menjadi kejahatan, kekayaan tanpa karakter akan menjadi kerakusan'”, katanya.”Maka dari itu, dalam kepemimpinan saya (di Kementerian BUMN) sangat menjunjung nilai-nilai Akhlak."
Bagi Erick, para alim ulama dan pasantren memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan generasi muda Muslim yang memiliki Akhlakul Karimah, moderat, lembut, dan tawadhu seperti teladan dari KH Abdul Hamid.
Melalui teladan tersebut, Indonesia bisa menciptakan tatanan masyarakat yang kuat simpul silaturahminya, dimulai dari kalangan santri dan pesantren.
"Jika solidaritasnya sudah terjalin kuat, Insya Allah pesantren siap menjadi salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan umat," Erick menambahkan.
Erick juga meminta doa dan dukungan dari para ulama agar senantiasa menjaga amanah dan menjadi teladan dalam memimpin Kementerian BUMN serta dapat memberikan dampak dan manfaat nyata bagi masyarakat.
Selain itu, Erick juga memohon doa dari para kiai, ulama, dan santri agar mampu menjalankan amanah sebagai Ketua Harlah NU ke-100 tahun dengan baik.
Dia pun mengajak seluruh keluarga besar pesantren bersama merawat keharmonisan antar umat, mengikat kembali simpul-simpul silaturahmi demi kebaikan seluruh rakyat Indonesia.
(Tim Riset Katadata)