Kasus Covid-19 tengah meledak di Korea Utara. Pemimpin negara tersebut, Kim Jong-un langsung memerintahkan militer menstabilkan pasokan obat-obatan bagi pasien corona.
Dikutip dari Reuters, Senin (16/5), Kim juga mengkritik kerja anak buahnya dalam menangani sektor kesehatan masyarakat. Ia mengatakan obat yang saat ini dibeli negara tidak menjangkau pasien secara tepat waktu.
Kim lalu memerintahkan agar pasukan terkuat dari korps medis segera dikerahkan untuk menstabilkan pasokan obat di Pyongyang. Ia juga sempat mengunjungi apotek di kota tersebut untuk mengetahui kondisi penjualan.
Dia lalu mengatakan bahwa apotek masih belum dilengkapi dengan baik untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Selain itu tidak ada tempat penyimpanan obat yang memadai selain etalase dan penjual tak dilengkapi pakaian sanitasi yang layak.
Korut telah mengumumkan tambahan delapan orang meninggal dunia. Otoritas setempat menyatakan sebagian besar kematian diakibatan kurangnya pemahaman tentang Omicron dan metode pengobatan yang tidak benar. Adapun, negara tersebut melaporkan 392.910 orang memiliki gejala demam.
Korea Utara mengatakan wabah itu dimulai di ibu kota Pyongyang pada April. Media pemerintah tidak merinci penyebab wabah itu, tetapi kota itu menyelenggarakan beberapa acara publik besar-besaran pada 15 dan 25 April. Salah satunya adalah parade militer dan pertemuan besar dengan banyak orang tak memakai masker.
Korut baru mengumumkan kasus pertama Covid-19 pada 12 Mei lalu. Berselang sehari kemudian, mereka melaporkan adanya kematian pertama pasien corona.
Mereka sebelumnya mengklaim rekor sebagai negara yang bebas Covid-19 meski diragukan oleh para pakar. Negara lain yang tak melaporkan keberadaan pasien Covid-19 adalah Turkmenistan.