Eropa Setop Minyak Rusia, Coret Sanksi Pimpinan Gereja Ortodoks

ANTARA FOTO/REUTERS/Johanna Geron/WSJ/cf
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen tiba untuk konferensi tingkat tinggi pemimpin Dewan Eropa, saat pemimpin Eropa berusaha sepakat mengenai sanksi minyak Rusia sebagai respon terhadap invasi Rusia ke Ukraina, di Brussels, Belgia, Senin (30/5/2022).
3/6/2022, 11.35 WIB

Seluruh anggota Uni Eropa (UE) berhasil menyetujui paket sanksi untuk Rusia, termasuk dalam larangan impor minyak. Paket sanksi ini berhasil disepakati setelah negara-negara Eropa menyetujui permintaan Hungaria yang mendesak dihapusnya sanksi buat pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriakrk Kirill.

Bloomberg melaporkan, pada Kamis (2/6), pertemuan duta besar Uni Eropa sepakat mencoret sanksi buat Patriark Kirill. Selama ini Kirill dikenal sebagai pendukung vokal Presiden Vladimir Putin dalam penyerangan ke Ukraina.

Kesepakatan ini membuat Uni Eropa mengambil langkah-langkah menyetop pembelian minyak mentah dari Rusia melalui jalur laut dalam enam bulan dan produk minyak sulingan dalam delapan bulan. Aturan ini akan berlaku penuh pada akhir 2022.

Jalur minyak mentah dari Rusia lewat pipa Druzhba masih dilanjutkan untuk menyuplai kebutuhan negara daratan seperti Hungaria, Slovakia dan Republik Ceko.

Pipa Dzuzhba merupakan salah satu jaringan pipa minyak terbesar di dunia. Pipa ini memiliki panjang sekitar 4.000 kilometer yang membentang dari bagian timur Rusia ke titik-titik negara tetangga seperti Ukraina, Belarus, Polandia, Hungaria, Slovakia, Republik Ceko, Austria hingga Jerman.

Selain mengatur sanksi impor minyak, paket sanksi juga akan membuat bank terbesar Rusia, Sberbank, diputus dari sistem pembayaran internasional SWIFT. Pembatasan yang sama juga berlaku untuk Bank Kredit Moskow dan Bank Pertanian Rusia. Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk membatasi kemampuan Rusia untuk membiayai perang di Ukraina.

Terganjal Persetujuan Hungaria

Sanksi Uni Eropa kepada Rusia ini memerlukan persetujuan bulat dari 27 negaranya. Kesepakatan paket sanksi sempat tertunda berminggu-minggu karena sikap keras kepala Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban yang menolak memberikan sanksi kepada Patriark Kirill.

Orban pertama kali menuntut pencoretan Kirill dari daftar sanksi pada awal Mei tetapi tidak dibahas pada pertemuan tersebut. Permintaannya itu membuat marah banyak duta besar Uni Eropa. Namun, perwakilan Uni Eropa lainnya pun mengalah dan setuju mencoret Kirill dari daftar sanksi.

Kepala Komisi eksekutif UE, Ursula von der Leyen, mengatakan sanksi yang akan diterapkan oleh UE kepada Rusia akan memotong 90% dari impor minyak Rusia kepada 27 negara dan 450 juta orang. "Ini akan mengurangi kapasitas Rusia untuk membiayai perangnya," kata von der Leyen, dikutip dari Reuters pada Kamis (2/6).

Para pemimpin UE juga menjelaskan bahwa paket ini mungkin merupakan sanksi terberat untuk sementara waktu karena banyak negara anggota yang tidak siap untuk memangkas penjualan gas alam dari Rusia.

Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo, mengatakan kepada wartawan awal pekan ini bahwa embargo gas akan jauh lebih rumit. “Paket ini merupakan langkah maju yang besar, kami harus menghentikannya sekarang juga,” ujar De Croo.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu