Pengamat: Minimal Tiga Pasang Capres untuk Hindari Politik Identitas

Dok. Tim Media Prabowo Subianto
Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto menjawab seluruh kader partainya yang meminta dirinya maju kembali sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
Penulis: Ade Rosman
Editor: Lavinda
8/9/2022, 19.22 WIB

Direktur Eksekutif lembaga survei Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menyebutkan, setidaknya dibutuhkan lebih dari dua pasangan calon presiden (Capres) agar tidak terjadi politik identitas pada Pemilihan Umum 2024 mendatang seperti halnya yang terjadi pada 2019 lalu.

“Calon presiden minimal harus ada tiga pasang calon presiden, sehingga ada pemecah gelombang agar tidak terulang kembali kontestasi rematch pilpres 2014 dan 2019 dengan kekuatan head to head (bipolar) bertumpu pada dua kutub pasangan calon presiden,” ucapnya, dalam keterangan tertulis, Kamis (8/9)

Menurut dia, politisi yang tidak mempermasalahkan pasangan capres-cawapres yang hanya diikuti oleh dua pasangan merupakan politisi yang tidak mau belajar dari Pilpres 2019 lalu.

“SAaya merasa mereka adalah politisi yang tidak mau belajar dari  fakta politik masa lalu. Bagaimana kita merasakan dan menyaksikan langsung kerusakannya akibat polarisasi isu dan politik identitas yang menyebabkan keterbelahan publik pada Pilpres 2019,” ucapnya. 

Pangi mengatakan, pengeroyokan terhadap Ade Armando pada (11/4) lalu merupakan puncak dari keterbelahan di masyarakat, yang selama ini dianggap para elite politik seolah tidak terjadi apa-apa. 

Pangi menambahkan, politik identitas bisa diredam bila adanya penegakan hukum yang adil, terhadap tiap pemangku kepentingan (stakeholder) yang nantinya terkait dalam pelaksanaan Pemilihan Umum 2024 mendatang.

Halaman:
Reporter: Ade Rosman