Erick Tidak Marah Datanya Dibocorkan Bjorka, Apa Alasannya?

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.
Menteri BUMN Erick Thohir
Penulis: Zahwa Madjid
12/9/2022, 19.55 WIB

Peretas Bjorka mengancam Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir melalui unggahan data pribadi Erick pada Sabtu (11/9) lalu melalui media sosial Telegram.

Data yang tersebar ke publik antara lain agama, nama orang tua hingga pendidikan Erick Thohir.

Menanggapi hal tersebut, Erick mengaku tidak marah mengingat data-data tersebut adalah informasi umum dan hal normal yang diketahui masyarakat. Mengingat dirinya adalah pejabat publik.

“Tapi harus saling menghargai, karena data-data itu banyak yang tidak layak untuk dipublikasikan, ini bukan yang data saya,” kata Erick, dalam keterangan resminya, Senin (12/9). 

Menurut Erick pencurian data pribadi merupakan hal yang sangat serius bagi masyarakat. Erick menjelaskan bahwa pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan sistem dalam hal tersebut.

Untuk menjaga kedaulatan digital, Erick menilai tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Dukungan dari berbagai pihak juga sangat dibutuhkan. Mulai dari ahli digital hingga para peretas Indonesia.

Erick mengajak para peretas dalam negeri untuk ikut berjuang bersama pemerintah dalam melindungi data pribadi masyarakat. Pasalnya, para peretas pun yang merasa kurang diapresiasi. 

“Tidak ada salahnya jika sekarang pemerintah, ahli digital, serta para peretas justru melindungi negara kita dari serangan peretas negara lain,” lanjut Erick.

Sebelumnya, peretas Bjorka tidak hanya mengungkap data menteri Erick. Sejumlah pejabat negara lainnya juga menjadi sasaran Bjorka, antara lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua DPR RI Puan Maharani hingga Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate. 

Perkembangan terbaru, Presiden Jokowi lantas membentuk tim darurat yang beranggotakan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN). Kemudian, ada Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri yang akan bergabung dalam tim untuk menjaga tata kelola data di Indonesia. 

 

Reporter: Zahwa Madjid