Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hari ini Selasa (11/10) membuat cuitan tak biasa. Setelah satu bulan tak berkicau ia tiba-tiba mengulas bahaya yang tengah dihadapi dunia.
"Ada 2 berita buruk saat ini tentang dunia kita. Pertama, resesi ekonomi global sepertinya bakal terjadi (simak pernyataan IMF & Bank Dunia). Kedua, perang di Ukraina makin membahayakan bagi keamanan internasional (ikuti perkembangan terkini di Ukraina)," cuit SBY di akun twitter @SBYudhoyono.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu mengatakan resesi ekonomi global yang sudah di depan mata akan memukul kehidupan semua bangsa. Hal ini akan memperparah situasi banyak negara yang sedang sudah.
Di sisi lain, ia melihat perang antara Rusia dan Ukraina masih mungkin berlanjut dan menjadi semakin tak terkendali. Menurut SBY, bila eskalasi perang semakin liar bukan tidak mungkin penggunaan senjata nuklir bisa menjadi kenyataan.
Menurut SBY, krisis ekonomi global akibat resesi dan perang akan berdampak pada naiknya biaya hidup. Ancaman itu menjadi semakin besar bila krisis di Ukraina berlanjut dengan perang yang lebih besar antara blok barat yang melibatkan Amerika Serikat dan sekutunya dengan blok rusia yang dibantu negara sekutunya.
“Tentunya kita tidak ingin mengalami lagi Great Depression seperti sebelum Perang Dunia II dulu,” ujar SBY.
Guru Besar Universitas Pertahanan itu mengatakan negara dunia perlu mewaspadai munculnya konflik terbuka. Ia mengingatkan bahwa keadaan akan menjadi sulit apabila situasi sulit yang dihadapi banyak negara memancing terjadinya konflik terbuka di kawasan Asia Timur.
Menurut SBY geopolitik kawasan Asia Timur bisa saja berada di titik rentan. Apalagi selama ini telah terjadi ketegangan antara Tiongkok vs Taiwan yang didukung sejumlah negara sekutu termasuk Amerika Serikat.
“Ingat, Perang Dunia II dulu, mandala besarnya ada di Eropa dan Asia. Haruskah kita biarkan terjadi lagi?”
Ingatkan Perubahan Iklim
Lebih jauh, SBY juga menyinggung pentingnya perhatian pada ancaman perubahan iklim. Ia khawatir bila goncangan ekonomi dan keamanan global makin tak terkendali maka upaya penyelamatan bumi dari pemanasan global akan gagal.
Pada situasi krisis dunia akan cenderung tidak peduli dan tidak menempatkan keamanan lingkungan sebagai prioritas. Apalagi saat ini negara di dunia masih dihadapkan pada situasi pandemi akibat Covid-19. “
“Dunia bisa alami “triple crises” yaitu keamanan, ekonomi dan lingkungan,” ujar SBY.
Di akhir cuitannya SBY memperingatkan pemimpin dunia termasuk PBB untuk bertindak secara nyata untuk menyelamatkan dunia. Ia berharap forum G-20 yang akan berlangsung di Bali menjadi ajang untuk menguatkan komitmen penyelamatan dunia.
“Bertindaklah secara nyata (do something concretely) untuk selamatkan dunia kita. “Inaction is immoral”. Gunakan Forum G-20 di Bali "to save our world, to save our planet",” jelas SBY lagi.
Ia juga mengingatkan para pemimpin dunia untuk menurunkan ego masing-masing dalam membicarakan isu penting dunia. Menurut SBY, negosiasi dan perundingan adalah jawaban untuk mencari titik temu dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
Saat ini Indonesia memang tengah menyiapkan gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-17 G20. Kegiatan akan berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022. KTT ini akan menjadi puncak dari proses dan usaha yang intensif dari seluruh alur kerja G20 setahun keketuaan Indonesia.