BMKG Waspadai Bahaya Longsor dan Banjir Bandang Usai Gempa Cianjur

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/pras.
Foto udara rumah yang roboh akibat gempa di Kampung Selakawung Tengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022).
22/11/2022, 11.18 WIB

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewaspadai bencana lanjutan yakni tanah longsor dan banjir bandang usai gempa mengguncang Cianjur. Mereka meminta masyarakat yang tinggal di lereng perbukitan, lembah, dan bantaran sungai waspada.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan kemungkinan besar lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh karena gempa. Hal ini diperparah tingginya intensitas hujan.

"Masyarakat dan pemerintah setempat perlu mewaspadai bahaya ikutan usai gempa kemarin," kata Dwikorita dalam keterangan tertulis, Selasa (22/11).

Gempa kemarin menyebabkan 162 orang meninggal dan 326 luka-luka. Dwikorita mengatakan banyaknya korban akibat tertimpa bangunan yang tak mampu menahan guncangan.

"Justru bangunanlah yang membunuh dan melukai manusia," katanya.

Oleh sebab itu ia meminta masyarakat menghindari bangunan rusak karena dikhawatirkan ambruk jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan. Hingga Selasa (22/11) pukul 06.00 WIB, sudah terjadi 117 gempa susulan dengan tertinggi 4.2 dan terendah 1.5 magnitudo.

KERUSAKAN AKIBAT GEMPA DI CIANJUR (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/tom.)

Dwikorita juga meminta masyarakat tetap tenang dan tak mempercayai informasi yang tidak jelas asal-usulnya terkait gempa. "Pastikan informasi resmi bersumber dari BMKG," katanya.

Sedangkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan Pemerintah Kabupaten Cianjur menetapkan masa tanggap darurat bencana berlangsung selama 30 hari hingga 20 Desember 2022.

BNPB melaporkan masih ada 25 orang tertimbun reruntuhan bangunan hingga pagi hari ini di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.