Bank DBS menyebut perekonomian Indonesia secara historis melemah beberapa kuartal jelang pemilihan presiden (Pilpres). Perekonomian Indonesia diramal tumbuh 5% pada tahun ini dengan kemungkinan melambat di semester kedua mendatang yang salah satunya karena menjelang Pemilu.
"Pertumbuhan rata-rata melambat menjelang Pemilu, dan pulih kuartal berikutnya," kata ekonom senior DBS Radhika Rao dalam catatannya dikutip Rabu (17/5).
DBS membandingkan data pertumbuhan ekonomi selama empat periode Pilpres sebelumnya yakni 2004, 2009, 2014 dan 2019. Data menunjukkan pertumbuhan cenderung termoderasi hingga dua kuartal sebelum Pemilu.
DBS memperkirakan pertumbuhan akan stabil pada satu kuartal sebelum dan sesudah Pilpres, sebelum akhirnya mendapatkan tenaga untuk tumbuh kuat lagi pada kuartal kedua setelah pemilihan. Perlambatan di beberapa kuartal sebelum Pilpres karena pelaku ekonomi akan cenderung hati-hati terhadap kemungkinan perubahan kebijakan dengan pergantian presiden.
Di sisi lain, konsumsi cenderung meningkat hingga satu kuartal sebelum pemilihan. Kemudian tren konsumsi setelah pemilihan akan stabil dengan bias penurunan.
Konsumsi pemerintah cenderung melemah menjelang Pemilu. Hal ini karena pencairan anggaran kemungkinan diperlambat jelang pemilihan yang mencerminkan anggapan bahwa pemerintahan baru yang akan datang mungkin memprioritaskan kembali alokasi pengeluaran.
Arus masuk investasi langsung Asing atau FDI cenderung melemah sejak beberapa kuartal hingga satu kuartal pasca pemilihan. Hal ini mencerminkan kehati-hatian investor terhadap hasil pemilihan dan implikasinya terhadap regulasi, reformasi dan keterbukaan terhadap dunia usaha.
"Pertumbuhan domestik cenderung lebih kuat pada paruh pertama tahun ini, sebelum termoderasi pada paruh kedua karena ada base effect, mendekati pemilu dan ekspor lebih lambat karena harga komoditas menurun," kata Radhika.
Pemilu 2024 akan digelar pada pertengahan Februari atau kuartal pertama tahun depan. Pencalonan Capres dan Cawapres akan dimulai pada Oktober mendatang dengan tiga nama yang sudah muncul saat ini yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.