Presiden Joko Widodo akan mengunjungi Australia dan Papua Nugini dari hari ini hingga Kamis (6/7). Mayoritas agenda dalam dua kunjungan tersebut berkaitan dengan bisnis dan investasi.
Jokowi bertolak ke Australia pada Senin (3/7) hingga Rabu (5/7). Setelah itu, Presiden akan terbang ke Papua Nugini hingga Kamis (6/7).
"Australia dan Papua Nugini adalah tetangga dekat, sahabat baik, dan mitra strategis Indonesia di Pasifik. Kunjungan ini bernilai sangat strategis," kata Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Senin (3/7).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berencana menghadiri Annual Leaders Meeting 2023 di Negeri Kangguru. Jokowi juga akan menemui para CEO di Australia yang telah berinvestasi di Indonesia.
Menurutnya, agenda prioritas yang akan dibahas di Australia adalah investasi dan perdagangan. Jokowi menjelaskan dua topik tersebut dipilih lantaran ada lonjakan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Australia.
Berdasarkan data Kementerian Investasi, total realisasi investasi dari Australia tumbuh 169% secara tahunan pada 2022 menjadi US$ 524.4 juta atau Rp 7,86 triliun (kurs Rp 15.000). Pada kuartal I-2023, investasi dari Australia melonjak 234,2% secara tahunan menjadi US$ 156,55 juta atau Rp 2,34 triliun.
Dalam catatan Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan antara Indonesia dan Australia tumbuh 14,3% secara tahunan pada 2022 menjadi US$ 13,33 miliar atau Rp 199,9 triliun. Namun neraca perdagangan Indonesia dengan Australia masih di zona merah senilai US$ 6,39 miliar atau Rp 95,9 triliun.
"Ada kenaikan di perdagangan dan investasi yang cukup drastis dari Australia. Kemudian, di sisi bidang kesehatan, transisi energi, dan peningkatan SDM," kata Jokowi.
Sedangkan kunjungannya ke Papua Nugini bertujuan memenuhi undangan Perdana Menteri papua Nugini James Marape. Jokowi akan menghadiri forum bisnis pertama antara Indonesia dan Papua Nugini. Keesokan harinya, Kepala Negara dijadwalkan bertolak ke Jayapura untuk mengikuti Papua Street Festival.