Pertemuan Menlu ASEAN Bahas Isu Senjata Nuklir yang Mandek 25 Tahun
Pembahasan kesepakatan terkait kawasan bebas nuklir Asia Tenggara atau SEANWFZ menjadi agenda pembuka pertemuan menteri luar negeri ASEAN ke-56 di Jakarta hari ini. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kembali mengingatkan urgensi kesepakatan ini setelah 25 tahun mandek.
Retno mengatakan pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di kawasan merupakan prioritas ASEAN. "Ini adalah landasan kami untuk mengubah kawasan ini menjadi Epicentrum of Growth," kata Retno saat membuka pertemuan menlu ASEAN dengan Komisi SEANWFZ pagi ini di Jakarta, Selasa (11/7).
Lebih lanjut dia mengajak ASEAN membahas kesepakatan bebas senjata nuklir. "Oleh karena itu kita harus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir," kata Retno saat membuka pertemuan menlu ASEAN dengan Komisi SEANWFZ pagi ini di Jakarta, Selasa (11/7).
Inisiatif SEANWFZ telah berkontribusi terhadap upaya pelucutan senjata nuklir. Meski begitu, masih belum ada satupun negara pemilik senjata nuklir di dunia yang ikut dalam kesepakatan tersebut sekalipun ASEAN sudah menandatangani traktat itu sejak 25 tahun lalu.
Karena itu, Retno kembali menekankan upaya untuk mempercepat kesepakatan tersebut hanya menjadi satu-satunya pilihan bagi Indonesia. Ia mengajak negara-negara kawasan untuk menjadi kesatuan dan garda terdepan sebelum dominasi negara-negara pemilik senjata nuklir.
Selain itu, kesepakatan semakin mendesak karena ancaman dari senjata nuklir menurutnya semakin dekat. Risiko dari penggunaan senjata nuklir saat ini pun makin berbahaya dibandingkan ancaman dari periode yang sebelum-sebelumnya.
Apalagi ancaman penggunaan nuklir makin masif belakangan. Ia juga menyinggung adanya doktrin militer terkait penggunaan tenaga nuklir yang kini ikut berkembang di regional.
"Tidak ada senjata yang lebih kuat dan merusak daripada senjata nuklir. Dan dengan senjata nuklir kita hanya berjarak satu kesalahan perhitungan dari kiamat dan bencana global," kata Retno.
Para menteri luar negeri ASEAN berkumpul di Jakarta mulai hari ini. Agenda hari pertama akan diisi tiga pertemuan utama, yakni pertemuan menlu ASEAN dengan Komisi SEANWFZ, pertemuan dengan Komisi HAM ASEAN serta pertemuan menlu ASEAN atau AMM ke-56 dalam format plenary.