Ssurvei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Anies Baswedan kian tertinggal dari dua kandidat lainnya yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Partai Demokrat menilai elektabilitas Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kian merosot lantaran belum memutuskan calon wakil presiden yang akan mendampinginya.
“Masalahnya karena belum ada deklarasi saja, kalau sudah deklarasi nanti bisa bersaing. Kan semua mesin bergerak nanti,” kata Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief kepada wartawan di Kawasan TIM, Jakarta, Kamis (24/8) malam.
Pada kesempatan yang sama, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan menyampaikan hal senada. Sama dengan Andi, Syarif mendesak Anies segera mengumumkan cawapres yang dipilihnya.
“Yang jelas, kami harapkan deklarasi segera dilakukan. Apapun hasilnya,” kata Syarief.
Dalam simulasi tiga nama, elektabilitas Anies 19,2%, tertinggal dari Prabowo 31,3%, dan Ganjar dengan nilai 34,1%. Pun dengan simulasi head to head, menurut survei tersebut, Anies kalah jika berhadapan dengan Ganjar maupun Prabowo.
Saat ini, Anies tengah mengantongi dukungan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang terdiri dari Partai NasDem, Demokrat, dan PKS. Ketiga partai sepakat bahwa calon wakil presiden akan diserahkan pada Anies.
Syarief menyebut Partai Nasdem masih tak setuju bila Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menjadi calon wakil presiden Anies Baswedan. Menurutnya, hal itu berimbas pada belum diumumkannya cawapres Anies hingga saat ini.
Meski begitu, Syarif mengatakan tak tahu alasan partai yang dipimpin Surya Paloh tersebut tak menyetujui AHY maju sebagai pendamping Anies dalam kontestasi Pilpres 2024.
“Tanya sama NasDem dong. Kami belum mendapat penjelasan yang utuh tentang itu,” katanya.