Partai Demokrat Resmi Tak Dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato yang mengangkat tema Agenda Perubahan dan Perbaikan untuk Indonesia yang Lebih Baik, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (14/7) malam.
Penulis: Ade Rosman
1/9/2023, 19.26 WIB

Partai Demokrat resmi mencabut dukungan terhadap Anies Baswedan sebagai calon presiden atau capres dalam pemilihan presiden alias Pilpres 2024. Ini merupakan hasil dari rapat Majelis Tinggi Partai yang dilaksanakan di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat sore (1/9).

“Partai Demokrat mencabut dukungan Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024,” kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Malarangeng usai rapat, Jumat sore (1/9).

Andi mengungkapkan, Partai Demokrat juga keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Koalisi ini diisi oleh Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS.

“Partai Demokrat tidak lagi berada di Koalisi Perubahan untuk Persatuan, karena terjadi pengingkaran kesepakatan yang dibangun selama ini," kata Andi.

Keputusan itu merupakan buntut dari perjodohan Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa alias PKB Muhaimin Iskandar sebagai pasangan dalam Pilpres 2024.

Partai Demokrat menyebut perjodohan tersebut sebagai langkah sepihak yang diputuskan oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

Keputusan memasangkan Anies Baswedan dan Muhaimin sebagai capres dan cawapres diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya. Perwakilan Partai Demokrat di TIM 8 koalisi Perubahan ini mengungkapkan Surya Paloh tak berkomunikasi dengan Partai Demokrat saat memutuskan hal itu.

"Kemarin (30/8), kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies menyetujui kerja sama politik Partai NasDem dan PKB,” kata Riefky dalam keterangan pers, Kamis (31/8). 

Riefky mengatakan, Partai Demokrat mengonfirmasi hal tersebut kepada Anies Baswedan. Anies membenarkan hal itu.

"Berita tersebut benar. Demokrat ‘dipaksa’ menerima keputusan itu (fait accompli)," kata Riefky.

Reporter: Ade Rosman