Elon Musk akan berkunjung ke Tanah Air pada Oktober mendatang untuk membahas kerja sama proyek Starlink di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Elon akan berkunjung setelah pemerintah sepakat dengan Starlink dalam menyediakan akses internet di bagian timur Indonesia
“Ya kita lihat nanti kalo deal-nya selesai, kita harapkan ya Oktober Elon Musk datang ke Indonesia,” kata Luhut usai CEO Forum of ASEAN Bloomberg di Hotel Fairmont, Rabu (6/9).
Luhut membuka kemungkinan Elon Musk mendapat golden visa, seperti yang diberikan kepada CEO OpenAI Samuel Altman.
"Kita lihat nanti (Elon Musk bisa dapat)," katanya.
Dalam Bloomberg CEO Forum Asean Luhut pun menjelaskan pertemuannya dengan Elon Musk tiga minggu lalu ke Amerika untuk membahas kerjasama dengan Starlink.
“Saya pikir ini sangat penting bagi kami di wilayah timur Indonesia karena kami dapat menjangkau daerah yang sangat pedesaan untuk kesehatan dan juga pendidikan,” kata Luhut.
Salah satu pertimbangan pemerintah menggunakan Starlink karena biaya layanan yang relatif rendah karena teknologi yang digunakan adalah satelit orbit rendah. Pada pertengahan Agustus lalu, Luhut menyebut perusahaan milik Elon Musk tersebut memiliki sekitar 60 ribu satelit kecil yang ada di orbit rendah.
Tesla Tunda Investasi Kendaraan Listrik
Sebelumnya, Luhut mengatakan Elon Musk menjanjikan bakal tetap berinvestasi di Indonesia, tapi mundur dari rencana semula. Tesla menunda rencana investasinya hingga 1,5 tahun di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia.
Alasan penundaan investasi tersebut karena ketegangan ekonomi global. Sehingga, Tesla akan fokus meningkatkan utilisasi produksi di pabrik eksisting daripada menambah kapasitas produksi.
"Menurut mereka, ketegangan Amerika Serikat dengan Cina karena masalah Taiwan membuat mereka hati-hati masalah investasi," kata Luhut di Istana Kepresidenan, Senin (14/8).
Meski menunda investasi hingga awal 2025, Luhut mengatakan Indonesia menjadi prioritas Tesla untuk melakukan investasi. Menurutnya, Indonesia akan jadi lokasi investasi Tesla untuk membuat baterai kendaraan listrik.
"Mereka juga akan masuk ke dalam pembuatan material dari lithium battery. Itu akan ditandatangani di Jakarta kalau semua proses negosiasi selesai," kata Luhut.
Adapun, jenis baterai kendaraan listrik yang akan diproduksi Tesla adalah baterai lithium. Negosiasi investasi tersebut akan berakhir dengan penandatanganan dokumen investasi di Jakarta.
Akan tetapi, Luhut masih enggan membeberkan nilai investasi pabrik baterai kendaraan listrik tersebut. "Kalau semua proses negosiasi selesai, pada September akhir atau awal Oktober 2023," kata Luhut.
Luhut menceritakan Tesla juga menunda investasi Gigafactory di Mexico. Investasi tersebut diproyeksikan akan menciptakan lapangan kerja untuk 6.000 orang.
Dilansir dari Reuters, nilai investasi pembangunan fasilitas produksi Tesla di Mexico mencapai US$ 5 miliar atau setara Rp 76,61 triliun. Selain pabrik mobil, Tesla berencana melakukan investasi dalam bentuk pabrik baterai kendaraan listrik di Negeri Sombrero.