Kontroversi video azan televisi swasta yang menampilkan Ganjar Pranowo semakin meluas. Hal ini setelah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang berencana memanggil stasiun televisi tersebut.
Hal ini langsung direspons politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Wakil Ketua Komisi II DPR Junimart Girsang menyebut tak ada yang salah dalam video tersebut.
"KPI jangan terlalu genit, tindakan KPI sekarang mengesankan sedang ikut berpolitik," kata Junimart, Senin (11/9) dikutip dari Antara.
Junimart mengatakan Ganjar tampil dalam tayangan azan sebagai pemeluk agama Islam, bukan calon presiden. Selain itu mantan Gubernur Jawa Tengah itu belum mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Jadi apa yang salah dengan itu?," katanya.
Menurutnya, KPI bisa ikut mengawasi jika Ganjar telah resmi mendaftarkan diri jadi capres. Sedangkan penindakan akan dilakukan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Ia juga meminta KPI mengawasi konten SARA, hoaks hingga adu domba ketimbang sibuk mengurusi Ganjar. "Urusin itu masalah konten yang jelas melanggar norma," ujar Junimart.
Sebelumnnya, KPI meminta stasiun televisi yang menampilkan Ganjar Pranowo dalam azan magrib memberikan klarifikasi. Komisioner Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI Aliyah mengatakan pihaknya telah memberikan surat pemanggilan.
"Kami sudah mengirimkan surat tinggal nunggu respons kesediaan waktu dari pihak lembaga penyiaran," kata Aliyah.
Sebelumnya, PDIP juga silang pendapat dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) soal video azan yang menampilkan Ganjar. PKS menuding Ganjar Pranowo memainkan politik identitas usai muncul dalam video azan sebuah stasiun televisi.
"Selama ini narasi politik identitas selalu digaungkan PDIP untuk menyerang PKS dan Anies, akhirnya PDIP juga terjebak dengan politik identitas," kata Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal pada Sabtu (9/9) dikutip dari Antara.
Pernyataan PKS direspons oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto mengatakan pernyataan Ganjar memainkan politik identitas hanya terlontar dari orang-orang yang tak memiliki prestasi.
Hasto menjelaskan munculnya Ganjar dalam tayangan azan untuk menampilkan sisi spiritualitas sesuai sila pertama Pancasila. Ia juga mengatakan Ganjar dan PDIP tak punya rekam jejak politik identitas.
"Pak Ganjar menampilkan spiritualitas sebagai negara yang menjalankan Pancasila dengan sebaik-baiknya," kata Hasto di Serang, Banten, Minggu (10/9).