Misi Anies – Muhaimin Jaga Ketahanan Energi RI, dari Migas hingga EBT

Antara
Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar mendaftar sebagai capres dan cawapres di KPU (19/10).
Penulis: Happy Fajrian
20/10/2023, 10.42 WIB

Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, atau Amin, telah mengeluarkan dokumen visi dan misi mereka untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024.

Salah satu misi pasangan Amin yaitu ketahanan energi, yang menjadi bagian dari Agenda Misi 1 Memastikan Ketersediaan Kebutuhan Pokok dan Biaya Hidup Murah Melalui Kemandirian Pangan, Ketahanan Energi, dan Kedaulatan Air.

Dalam dokumen visi misi pasangan Amin disebutkan bahwa kebutuhan pokok adalah dasar setiap warga negara. Ketersediaan dan kemudahan akses terhadap pangan, hunian, energi dan air yang terjangkau adalah prasyarat bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera.

Anies dan Cak Imin dalam paparan visi, misi, dan program kerjanya meyakini bahwa memenuhi kebutuhan dasar adalah langkah pertama negara untuk mewujudkan keadilan sosial bagi rakyatnya.

“Negara harus mewujudkan kemandirian pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air untuk memastikan bangsa Indonesia mampu melanjutkan perbaikan kesejahteraan dalam jangka panjang,” tulis dokumen Visi, Misi dan Program Kerja pasagan Amin bertajuk ‘Indonesia Adil Makmur untuk Semua’ dikutip Jumat (20/10).

Beberapa misi Anies dan Cak Imin dalam menjaga dan meningkatkan ketahanan energi Indonesia termasuk di antaranya membudayakan perilaku hemat energi dengan mengedukasi masyarakat dan insentif kebijakan.

“Serta memperbaiki ketepatan sasaran subsidi energi melalui perbaikan data dan pendekatan teknologi,” tulis dokumen visi, misi dan program kerja Amin.

Selain itu, pasangan ini akan mewujudkan perencanaan produksi dan ekspor energi yang berorientasi kepentingan nasional dengan mempertimbangkan keamanan suplai dan cadangan dalam negeri.

Anies dan Cak Imin juga berencana menjalin kerja sama dengan negara-negara produsen energi, termasuk negara-negara di Afrika, Eropa Timur, Amerika Latin, Asia Tengah, dan Timur Tengah, untuk mendapatkan energi murah.

Selain itu Anies juga akan meningkatkan stok bahan bakar minyak (BBM) nasional higga ke tingkat yang aman untuk menjamin ketersediaan BBM dan memungkinkan dilakukannya perencanaan impor yang matang untuk mendapatkan harga terbaik.

Pasangan ini menyadari bahwa Indonesia adalah net importir migas, sehingga misi selanjutnya yaitu memperkuat tata kelola importasi energi, terutama migas, untuk menekan ruang gerak spekulan. Hal ini bertujuan untuk memberikan harga yang terbaik bagi rakyat.

Dari sisi hulu, Anies dan Cak Imin juga ingin meningkatkan produksi migas dengan menerapkan teknologi terkini untuk memaksimalkan efisiensi eksploitasi. Salah satu teknologi tersebut yaitu enhanced oil recovery (EOR) yang diterapkan di berbagai sumur minyak yang sudah tua.

Proyek migas raksasa di Blok Masela juga tak luput dari perhatian pasangan capres dan cawapres dari koalisi perubahan ini, di mana mereka berkomitmen untuk melakukan renegosiasi dan merealisasikan kesepakatan produksi energi yang tertunda. Salah satunya proyek Masela.

Fokus Transisi Energi dan Energi Baru Terbarukan (EBT)

Transisi energi dan energi baru terbarukan (EBT) juga masuk dalam fokus Anies dan Cak Imin dalam isu ketahanan energi. Keduanya akan melaksanakan program “Indonesia Menuju EBT”.

“Program Indonesia Menuju EBT melalui diversifikasi energi, termasuk bioenergi, panas bumi, air terjun, angin, hidrogen, dan tenaga surya, dengan dukungan pemerintah dari sisi pembiayaan maupun pemetaan potensi serta dengan memaksimalkan transfer teknologi,” tulisnya.

Peran panas bumi akan dimaksimalkan. Hal ini mengingat Indonesia memiliki sekitar 40% cadangan dunia, sebagai sumber energi penting, dengan mendorong penemuan cadangan terbukti oleh pemerintah, untuk menurunkan risiko dan meningkatkan daya tarik investasi.

Anies dan Cak Imin juga akan membuka peluang bagi masyarakat dan komunitas untuk memproduksi EBT dan memasarkannya ke PLN untuk mendorong pertumbuhan EBT.

Dari sisi pembiayaan, pasangan Amin akan mendorong inovasi pembiayaan EBT melalui berbagai pendekatan, termasuk project development funding, viaboility gap financing, dan credit enhancement funding.

Selain itu green financing akan dimanfaatkan terutama yang memiliki bunga yang kompetitif, serta merealisasikan peluang carbon trading dan bursa karbon untu mendapatkan sumber pendanaan murah dari luar negeri.

Anies dan Cak Imin kemudian akan membentuk dana abadi (resource endowment fund) yang berasal dari pendapatan sumber daya alam (SDA), yang dialokasikan untuk riset EBT, peningkatan kualitas manusia, dan untuk memberikan insentif bagi penerapan EBT.

Terakhir, penggunaaan kendaraan umum oleh masyarakat akan didorong melalui edukasi, perbaikan sarana-prasarana, peningkatan layanan dan keekonomian harga tiket, yang diikuti dengan konversi menuju kendaraan umum listrik.