Sikap Koalisi Prabowo Terbelah Soal Cawapres, Rapat Ketum Jadi Penentu

ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/Spt.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti sidang Paripurna di DRPD Solo, Jawa Tengah, Kamis (19/10/2023).
Penulis: Ira Guslina Sufa
20/10/2023, 08.09 WIB

Koalisi Indonesia Maju pendukung Prabowo Subianto hingga kini masih belum memutuskan siapa yang akan menjadi calon wakil presiden yang diusung di Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Penentuan nama akan dilakukan dalam rapat antar ketua umum koalisi yang direncanakan berlangsung malam ini menunggu kedatangan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan dari kunjungan Kerja ke Arab Saudi. 

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman memperkirakan penentuan nama cawapres Prabowo akan menghasilkan kejutan. Hal itu lantaran ada banyak pertimbangan yang akan diambil dalam penentuan nama. Apalagi menurut dia ada banyak nama yang sedang disaring untuk menjadi cawapres. 

"Santai justru karena kami memiliki stok bacawapres yang amat berlimpah gitu loh. Jadi Pak Prabowo kan tinggal memilih yang terbaik dari yang baik-baik," ucap Habiburokhman.

Menurut dia dalam penentuan cawapres koalisi akan memaksimalkan keleluasaan waktu untuk melakukan analisa dan pendalaman. Koalisi pun menurut dia bersikap hati-hati dan cermat dalam memutuskan sosok bakal cawapres. Meski begitu ia belum bisa menyebut kandidat terkuat di antara nama yang ada. 

"Bukan Pak Prabowo saja, Pak Prabowo dan para ketua umum partai politik pengusung kita mengedepankan hati-hati, cermat," kata dia.

Berdasarkan rapat terakhir pimpinan koalisi yang digelar Jumat (13/10) nama cawapres Prabowo telah mengerucut pada empat nama. Mereka adalah Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. 

Kemudian, kandidat dari Jawa Tengah kemungkinan merujuk ke putra sulung Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Solo. Namun, Gibran sejauh ini masih menjadi kader PDI Perjuangan.

Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang Afriansyah Noor mengatakan berdasarkan rapat terakhir itu para kandidat cawapres diminta untuk menyiapkan berkas persyaratan seperti yang disyaratkan oleh Undang-undang dan Komisi Pemilihan Umum. 

“Seluruh calon itu, yang sudah merasa calon tadi harus mempersiapkan persyaratan yang ada, tertuang di dalam peraturan atau persyaratan calon presiden dan wakil presiden. Itu disiapkan,” ujar Afriansyah dalam diskusi dengan Katadata.co.id. 

Atas amanat dari rapat para ketua itulah para kandidat mengurus keperluan termasuk Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) Tidak Pernah Sebagai Terpidana. Di antara para kandidat dua kandidat yang terkonfirmasi telah mengurus SKCK adalah Erick Thohir dan Yusril Ihza Mahendra. 

Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Djuyamto mengkonfirmasi Erick mengurus SKCK pada Senin (16/10).  Selain itu Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra juga telah mengurus.  “Keperluannya di sana dalam permohonan disebutkan untuk keperluan persyaratan pendaftaran Pilpres,” kata Djuyamto di Jakarta, Rabu (18/10).

Dua Kandidat Kuat

Lebih jauh Afriansyah mengatakan pada pertemuan ketua umum koalisi sudah ada kesepakatan untuk mengusung Gibran menjadi cawapres. Namun saat itu para ketua umum masih menunggu hasil putusan Mahkamah Konstitusi soal syarat usia minimal calon wakil presiden. Pada sidang yang berlangsung Senin (16/10) MK kemudian memutuskan penambahan klausul pernah menjadi kepala daerah untuk bisa menjadi cawapres selain telah berusia 40 tahun. Hal itu memuluskan jalan Gibran untuk menjadi cawapres Prabowo. 

Usai putusan MK, nama Gibran masih masuk dalam calon terkuat cawapres meski tidak lagi bulat. Sumber Katadata.co.id di internal koalisi mengatakan Gibran menjadi sulit diusung karena menguatnya penolakan dari publik lantaran pencalonan Gibran disebut menguatkan dinasti politik. 

Selain itu pencalonan Gibran tak kunjung mendapat restu dari Jokowi. Alhasil, saat ini Erick Thohir menjadi kandidat kuat Prabowo. "Erick Thohir yang akan jadi cawapres," kata sumber tersebut.

Selain tidak memiliki resistensi publik, Erick Thohir juga dinilai lebih potensial dari segi elektabilitas. Berdasarkan sejumlah survei, nama Erick konsisten berada di urutan atas bursa cawapres. Bahkan menurut survei terbaru yang dirilis Lembaga Survei Indonesia pasangan Prabowo - Erick bisa mengalahkan pasangan Ganjar - Mahfud dan Anies Baswedan dengan selisih suara cukup jauh. 

Berdasarkan survei yang digelar pada 2-8 Oktober dengan melibatkan 1.620 responden pasangan Prabowo - Erick dengan suara 38%, diikuti Ganjar - Mahfud dengan 32,2%, dan Anies - Muhaimin 22,9%. Adapun tingkat kepercayaan survei adalah 95% dengan margin of error 2,5 %. 

Selain itu dalam simulasi dua pasangan calon pasangan suara Prabowo - Erick lebih tinggi dibanding Prabowo - Gibran saat dihadapkan dengan pasangan Ganjar - Mahfud. Prabowo - Erick meraih 50.5% sedangkan Prabowo - Gibran meraih 47,5A%.  

Survei lain yang digelar Poltracking Indonesia yang dilakukan pada 3-9 September 2023 yang melibatkan 1.200 responden  juga menempatkan elektabilitas Erick Thohir lebih unggul dari cawapres lain. Dalam simulasi 10 nama, Erick Thohir merupakan yang paling banyak dipilih sebagai cawapres. Namun dalam simulasi itu tidak terdapat nama Gibran. 

"Erick Thohir memperoleh angka elektabilitas tertinggi (19%), diikuti Sandiaga Salahuddin Uno (15,7%), dan Ridwan Kamil (12,4%)," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dalam laporan surveinya.

Di sisi lain sejumlah partai pendukung Prabowo masih menghendaki Gibran menjadi cawapres. Sumber Katadata.co.id lainnya mengatakan Golkar termasuk salah satu yang berkepentingan untuk menggolkan putra presiden Jokowi itu mendampingi Prabowo lantaran ingin cawapres berasal dari Golkar. Karena itulah Golkar menawarkan Gibran menjadi kader untuk bisa diusung jadi cawapres. 

Ketua Dewan Pakar Partai Golkar HR Agung Laksono sebelumnya mengatakan keinginan partai mengusung cawapres untuk Prabowo Subianto cukup besar. Dia menyebut kalaupun kader yang diusung tidak berasal dari Golkar maka akan dijadikan kader Golkar sehingga bisa membawa nama partai.

"Saya mendengar ada komitmen bahwa slot untuk cawapres KIM dari Partai Golkar, kalaupun bukan dari Golkar, akan 'di Golkarkan' dulu. Bisa melalui AMPI atau ormas hasta karya lainnya," ungkap Agung. 

Golkar sendiri merupakan partai kedua terbesar di koalisi setelah Gerindra. Sedangkan Erick Thohir saat ini merupakan kandidat yang diusung Partai Amanat Nasional. 

“Kami akan sambut dengan baik jika Gibran ingin gabung," ujar Agung. 

Ketua Umum DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Jerry Sambuaga mengatakan komitmen AMPI untuk mendukung dan mengawal segala kebijakan partai. Menurut Jerry AMPI akan ikut keputusan partai terkait pemenangan Partai Golkar dan bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto pada Pemilu 2024. 

"Apapun yang sudah diputuskan di Partai Golkar, kami akan kawal," ujar Jerry. Meski begitu ia menyebutkan sejauh ini belum ada kesepakatan untuk mendukung Erick Thohir menjadi cawapres Prabowo.

Sosok Penentu

Sementara itu Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta yang juga merupakan koalisi pendukung Prabowo mengatakan komitmen untuk mendukung Gibran masih besar. Pasangan Prabowo - Gibran menurut dia justru bisa menjadi jalan tengah bagi pemilih di antara dua pasangan capres dan cawapres yang saat ini ada yaitu Ganjar Pranowo - Mahfud MD dan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar.  Menurut Anis, Prabowo bukan hanya melihat dari sosok pribadi Gibran. 

“Kalau dilihat dari perspektif saya, beliau (Prabowo) tidak melihat Gibrannya tapi lebih melihat rekonsiliasi dalam pak Jokowi,” kata Anis saat di Kantor Partai Gelora pada Rabu (18/10).

Selain itu, kata Anis, sisi elektoral menjadi daya dukung Gibran untuk maju jadi cawapres karena sebelumnya pada pilpres 2014 dan 2019 Prabowo belum memenangkan kursi presiden, terutama di Jawa Tengah. Ia mengatakan, dari sisi generasi pun kehadiran Gibran dapat meningkatkan suara di Jawa Tengah. Anis menegaskan semua partai yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju memiliki satu kesepakatan, yaitu cawapres ditentukan oleh capresnya.

“Jadi, kehadiran Gibran membantu, paling tidak menjaga gap di Jawa Tengah,” ucap Anis.

Alasan yang sama juga disampaikan Afriansyah. Ia menyebut Gibran merupakan anak muda yang berpotensi menjadi pemimpin dan punya pengalaman kepala daerah. Di sisi lain ia mengatakan nama nama lain yang diusulkan PBB adalah Yusril Ihza Mahendra. 

Adapun sumber Katadata.co.id yang merupakan pimpinan partai koalisi mengatakan kepastian Gibran jadi atau tidak mendampingi Prabowo menunggu sikap Jokowi. Koalisi menurut dia belum mendapat lampu hijau untuk menggolkan pasangan Prabowo - Gibran. “Sangat bergantung Jokowi,” ujar sumber itu. 

Gibran saat ini masih merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Ia mengatakan belum memiliki rencana untuk menjadi cawapres. Sedangkan PDIP telah menawarkan Gibran untuk bergabung dalam tim pemenangan Ganjar Pranowo. 

Sebelumnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menjadi pasangan pasangan bakal capres dan cawapres yang resmi mendaftarkan diri ke KPU RI pada hari pertama tahapan pendaftaran, Jakarta, Kamis pagi. Adapun Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan keputusan tentang penetapan cawapres Prabowo Subianto akan dilakukan oleh para ketua umum partai koalisi dalam sebuah forum pembahasan.

“Forum pembahasan yang akan dipimpin Prabowo Subianto menunggu kembalinya Zulkifli Hasan dari lawatan,” ujar Eddy kepada Katadata.co.id seperti dikutip Kamis (19/10). 

Menurut Eddy saat ini Zulkifli tengah dalam kunjungan kenegaraan bersama Presiden Joko Widodo ke Cina dan berlanjut ke Riyadh Arab Saudi. Ia mengatakan Zulkifli dijadwalkan akan tiba di Tanah Air pada Jumat (20/10).  Adapun Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani. Muzani mengatakan nama cawapres pendamping Prabowo akan diumumkan dalam hitungan jam setelah rapat.

"Mudah-mudahan bukan sehari dua hari, jam lah. Mudah-mudahan,” kata Sekjen Gerindra di sekitar kediaman Prabowo, Jakarta, Rabu (18/10) malam.

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto saat ini menjadi satu-satunya bakal calon presiden yang belum mengumumkan bakal cawapresnya ke publik.Prabowo saat ini didukung oleh Gerindra, Golkar, PAN, Partai Bulan Bintang, Partai Gelora Indonesia, Partai Garuda, Prima, dan Partai Demokrat. Partai-partai itu tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila, Yura Syahrul, Antara