Presiden Jokowi akan menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC pada Senin (13/11). Salah satu agendanya melobi untuk menghentikan perang antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza.
Sebelum menemui Biden, Jokowi bakal meluncur ke Arab Saudi untuk mengikuti KTT Organisation of Islamic Cooperation atau Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh pada Ahad (12/11). Forum tersebut khusus membicarakan perang di Gaza yang makin mengkhawatirkan.
“Besok malam saya terbang ke Arab Saudi untuk ikut OKI khusus Gaza, dan dari Arab Saudi saya akan meluncur bertemu dengan Presiden Joe Biden,” kata Jokowi dalam keterangan pers yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden pada Kamis (9/11).
Jokowi menyatakan dirinya telah ditunjuk sebagai delegasi atau perwakilan OKI untuk bertemu dengan Joe Biden untuk menyampaikan kesepakatan KTT OKI sekaligus bernegosiasi soal kondisi Palestina dengan AS. “Saya akan diutus untuk menyampaikan kepada Presiden Joe Biden agar perang di Hamas-Israel bisa segera dihentikan,” ujar Jokowi.
Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, mengatakan pemerintah menerima undangan dari Gedung Putih sejak beberapa bulan lalu. Rangkaian pertemuan bilateral antara Jokowi dan Biden nantinya akan diumumkan secara rinci oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
“Apa yang dibicarakan dalam pertemuan bilateral tersebut, akan di-update oleh Bu Menlu,” kata Ari lewat pesan singkat WhatsApp pada Kamis (9/11).
Kementerian Kesehatan Palestina mencatat ada 10.569 orang terbunuh di Jalur Gaza akibat tindakan militer Israel sejak dimulainya perang pada 7 oktober lalu. Sebanyak 4.324 korban jiwa merupakan anak-anak. Selain itu, tercatat 26.457 warga Palestina lainnya terluka.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, konsisten menolak gencatan senjata di Jalur Gaza. Sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan kepada AFP bahwa sedang berlangsung negosiasi dengan Israel untuk pembebasan 10-15 sandera, termasuk enam orang Amerika, sebagai imbalan atas gencatan senjata tiga hari di Gaza.
Kendati demikian, Netanyahu membantah rumor tersebut dan mengatakan tetap menolak upaya gencatan senjata. “Tidak akan ada gencatan senjata tanpa pembebasan sandera kami,” kata Netanyahu, dikutip dari The Guardian pada Kamis (9/11).