Lonjakan Covid-19 Singapura Tak Berhubungan dengan Pneumonia Misterius

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Petugas medis menunggu pengguna jasa layanan 'drive thru' tes antigen dan PCR COVID-19 harian di salah satu laboratorium di Setiabudi, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Penulis: Amelia Yesidora
5/12/2023, 06.37 WIB

Epidemiolog Pandu Riono menyatakan merebaknya kasus Covid-19 di Singapura tidak serta-merta berhubungan dengan pneumonia misterius. Singapura dikabarkan tengah dilanda Covid-19 Subvarian Omicron XBB.

Varian ini tidak menunjukkan gejala batuk dan demam, namun dianggap lebih ganas. “Saya tidak yakin berita itu benar,” kata Pandu Riono pada Katadata.co.id lewat pesan singkat, Senin (4/11).

Meski demikian, bisa jadi ada hubungan antara pneumonia dan pandemi Covid-19 yang merebak dua tahun lalu. Pandu menjelaskan pneumonia yang tengah merebak di Cina, Amerika Serikat, dan Inggris ini ditularkan melalui campuran bakteri dan virus.

Di Cina, bakteri penyebab pneumonia ini bernama Mycoplasma pneumoniae. Di Amerika, patogen utama yang terdeteksi sejauh ini, adalah streptococcus pneumoniae, adenovirus, dan mycoplasma pneumoniae.

Sementara itu, virusnya bisa jadi dari SarsCov2, virus influenza, atau yang lainnya. Penyebaran penyakit ini umumnya terjadi pada anak di bawah delapan tahun.

Masalahnya adalah ada kemungkinan mycoplasma resisten terhadap antibiotik yang umum digunakan. “Waktu pandemi, banyak dokter memberikan antibiotik yang sebenarnya tidak diperlukan karena disebabkan infeksi virus,” kata Pandu.

Kementerian Kesehatan juga sudah menanggapi kekhawatiran pneumonia misterius tersebut. Juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan belum diperlukan pengetatan aturan seperti pembatasan sosial.

“Sampai saat ini, pneumonia pada anak di bawah lima tahun belum ada peningkatan. Tetapi kembali kami imbau untuk tetap waspada,” kata Nadia pada Katadata.co.id melalui pesan singkat.

Reporter: Amelia Yesidora